Hidup Dalam Kasih Karunia Tuhan

Disadur dari , edisi 26 Desember 2016

BacaKeluaran 33:1-23

"Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani."  Keluaran 33:19

Kasih karunia atau anugerah berasal dari bahasa orisinil khen  (Ibrani)  atau kharis  (Yunani).  Dalam Perjanjian Lama Tuhan memperlihatkan kasih karunia-Nya kepada bapa-bapa leluhur dan bangsa Israel.  Sedangkan dalam Perjanjian Baru kasih karunia Tuhan ditunjukkan-Nya dengan menyelamatkan insan dari dosa dan eksekusi awet melalui pengorbanan Kristus di Kalvari.

     Pemberian kasih karunia ini semata-mata ada di bawah otoritas Tuhan sendiri  (ayat nas), di mana insan tidak mempunyai andil apa pun di dalamnya;  semuanya dari, oleh dan untuk Tuhan sendiri.  Dengan kata lain kasih karunia itu mutlak hak prerogatif Tuhan.  Prinsip kasih karunia itu tiba dari atas, dari Tuhan, kepada manusia, padahal bahu-membahu insan tidak mempunyai kelayakan untuk menerimanya.  "Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau perjuangan orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah."  (Roma 9:16).  Jelas sekali bahwa keselamatan yaitu kasih karunia dari Tuhan yang hanya sanggup diterima oleh respons insan melalui akidah kepada Kristus, dan  "...siapa yang ada di dalam Kristus, dia yaitu ciptaan baru: yang usang sudah berlalu, bahu-membahu yang gres sudah datang."  (2 Korintus 5:17).

     Sebagai  'manusia baru'  kita hidup di dalam kasih karunia, artinya hidup di dalam perlakuan istimewa dari Tuhan dan hidup di dalam akad Tuhan.  Meski kita hidup di dalam aturan kasih karunia Tuhan bukan berarti kita sanggup hidup sekehendak hati atau sebebas-bebasnya tanpa ada pagar pembatas.  Di dalam kasih karunia Tuhan memperlihatkan rambu-rambu-Nya yaitu melalui firman-Nya, yang jikalau dilanggar kita pun sanggup kehilangan kasih karunia Tuhan itu.  Karena itu  "...jangan menciptakan menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kau terima."  (2 Korintus 6:1), apalagi hingga menyalahgunakannya  (baca  Yudas 1:4).  Menyalahgunakan kasih karunia berarti dengan sengaja melaksanakan pelanggaran dalam kesadaran dan pengetahuan akan kebenaran. 

"Oleh Dia kita juga beroleh kanal oleh akidah kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita bangkit dan kita bermegah dalam pengharapan akan mendapatkan kemuliaan Allah."  Roma 5:2