Bergantung Kepada Ilahi Setiap Hari

Disadur dari , edisi 25 September 2016 

Baca:  Lukas 11:1-13

"Berikanlah kami setiap hari masakan kami yang secukupnya"  Lukas 11:3

Tidak pernah merasa puas ialah sifat manusia.  Dalam banyak hal insan selalu menginginkan lebih dari apa yang telah diperoleh, selalu ingin mendapatkan lebih dari cukup.

     Pengkhotbah menulis perihal ketidakpuasan manusia:  "Siapa menyayangi uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa menyayangi kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia."  (Pengkhotbah 5:9).  Tuhan tahu bahwa insan tidak pernah merasa puas, cenderung serakah, alasannya itu Ia mengajarkan murid-murid-Nya berdoa demikian:  "Berikanlah kami setiap hari masakan kami yang secukupnya"  (ayat nas).  Ini mengajarkan kita bergantung penuh kepada pemeliharaan Bapa setiap hari.  Kalau kita sanggup menyerahkan kehidupan kita hari demi hari, kita tidak akan kuatir dan serakah.

     Keinginan meraih hidup yang terlalu jauh ke depan sungguh sangat melelahkan.  Injil menasihati,  "Janganlah kau memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kau pikirkan, tetapi hendaklah kau berpikir begitu rupa, sehingga kau menguasai diri berdasarkan ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kau masing-masing."  (Roma 12:3).  Sebagai insan kita takkan bisa menjangkau apa yang jauh di depan.  Apa yang akan terjadi di kemudian hari, entah itu esok atau lusa, 1 minggu, 1 bulan, bahkan 1 jam di depan tak seorang pun tahu;  hari esok bukanlah milik kita, tetapi sepenuhnya di dalam kendali Tuhan, Dialah yang empunya hari esok.  Maka dari itu  "Janganlah memuji diri alasannya esok hari, alasannya engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu."  (Amsal 27:1).  Jika hari esok itu tiba, percayalah Bapa telah menyediakan segala sesuatu yang terbaik yang kita perlukan.

     Patut direnungkan:  apakah kita sanggup makan masakan untuk 1 ahad ke depan hanya dengan sekali makan?  Apakah insan sanggup menghirup udara sekaligus untuk disimpan sebagai cadangan selama 1 bulan ke depan hanya dengan satu kali tarikan nafas?  Tidak!  Kita hanya sanggup mendapatkan kasih karunia Tuhan setiap hari sesuai yang kita butuhkan.  Hal ini mengajarkan kepada kita untuk bergantung kepada Tuhan setiap hari!

"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu gres tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"  Ratapan 3:22-23