Mengimani Dan Memerkatakan Firman
Disadur dari , edisi 16 Oktober 2016
Baca: Roma 12:1-8
"Janganlah kau memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kau pikirkan, tetapi hendaklah kau berpikir begitu rupa, sehingga kau menguasai diri berdasarkan ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kau masing-masing." Roma 12:3
Banyak orang Nasrani ingin mempunyai iktikad menyerupai tokoh-tokoh besar dalam Injil menyerupai Abraham, Elia dan sebagainya supaya dia sanggup mendapatkan kesepakatan berkat yang Tuhan sampaikan di dalam firman-Nya, atau semoga sanggup melaksanakan perkara-perkara yang besar.
Kita tak perlu meminta iktikad dengan berdoa lantaran Tuhan telah mengaruniakan iktikad kepada setiap orang percaya dengan ukuran yang dikaruniakan kepada kita masing-masing. Tuhan telah mengaruniakan iktikad yang sanggup membuat apa yang kita minta dengan iman, tapi tentunya ajakan kita harus sejalan dengan firman Tuhan dan sesuai kehendak-Nya, dan yang sangat penting untuk diperhatikan ialah perkataan Tuhan Yesus ini: "Percayalah kepada Allah!" (Markus 11:22). Kunci mendapatkan apa yang kita harapkan ialah percaya kepada Tuhan. Intinya mempunyai iktikad yang aktif, bukan iktikad mati, sehingga iktikad itu sanggup bekerja secara luar biasa: menyampakkan gunung-gunung persoalan, gunung-gunung penyakit, gunung-gunung krisis dan sebagainya menyerupai yang Tuhan Yesus katakan, "Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya." (Markus 11:23). Selain percaya, memerkatakan hal-hal yang kita yakini juga memegang peranan sangat penting untuk mendapatkan berkat yang kita harapkan dari Tuhan, lantaran memerkatakan ialah bab dari ratifikasi iktikad kita. Di dalam Ibrani 4:14 tertulis, "Karena kita kini mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, sepakat kita teguh berpegang pada ratifikasi iktikad kita."
Untuk mendapatkan apa yang kita harapkan kita harus percaya kepada Tuhan sepenuhnya dan memerkatakannya sebagai wujud ratifikasi iman, sehingga perkara-perkara yang heran dan gila niscaya Tuhan nyatakan dalam hidup kita.
"'Aku percaya, lantaran itu saya berkata-kata', maka kami juga percaya dan lantaran itu kami juga berkata-kata." 2 Korintus 4:13
Baca: Roma 12:1-8
"Janganlah kau memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kau pikirkan, tetapi hendaklah kau berpikir begitu rupa, sehingga kau menguasai diri berdasarkan ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kau masing-masing." Roma 12:3
Banyak orang Nasrani ingin mempunyai iktikad menyerupai tokoh-tokoh besar dalam Injil menyerupai Abraham, Elia dan sebagainya supaya dia sanggup mendapatkan kesepakatan berkat yang Tuhan sampaikan di dalam firman-Nya, atau semoga sanggup melaksanakan perkara-perkara yang besar.
Kita tak perlu meminta iktikad dengan berdoa lantaran Tuhan telah mengaruniakan iktikad kepada setiap orang percaya dengan ukuran yang dikaruniakan kepada kita masing-masing. Tuhan telah mengaruniakan iktikad yang sanggup membuat apa yang kita minta dengan iman, tapi tentunya ajakan kita harus sejalan dengan firman Tuhan dan sesuai kehendak-Nya, dan yang sangat penting untuk diperhatikan ialah perkataan Tuhan Yesus ini: "Percayalah kepada Allah!" (Markus 11:22). Kunci mendapatkan apa yang kita harapkan ialah percaya kepada Tuhan. Intinya mempunyai iktikad yang aktif, bukan iktikad mati, sehingga iktikad itu sanggup bekerja secara luar biasa: menyampakkan gunung-gunung persoalan, gunung-gunung penyakit, gunung-gunung krisis dan sebagainya menyerupai yang Tuhan Yesus katakan, "Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya." (Markus 11:23). Selain percaya, memerkatakan hal-hal yang kita yakini juga memegang peranan sangat penting untuk mendapatkan berkat yang kita harapkan dari Tuhan, lantaran memerkatakan ialah bab dari ratifikasi iktikad kita. Di dalam Ibrani 4:14 tertulis, "Karena kita kini mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, sepakat kita teguh berpegang pada ratifikasi iktikad kita."
Untuk mendapatkan apa yang kita harapkan kita harus percaya kepada Tuhan sepenuhnya dan memerkatakannya sebagai wujud ratifikasi iman, sehingga perkara-perkara yang heran dan gila niscaya Tuhan nyatakan dalam hidup kita.
"'Aku percaya, lantaran itu saya berkata-kata', maka kami juga percaya dan lantaran itu kami juga berkata-kata." 2 Korintus 4:13