Takut Akan Tuhan, Itulah Hikmat

Disadur dari , edisi 7 Oktober 2016 

Baca:  Ayub 28:1-28

"Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah nalar budi."  Ayub 28:28

Untuk menjadi pengikut Kristus sejati kita tidak sanggup menjalani hidup kekristenan ala kadarnya.  Rajin ke gereja, memberi persembahan dan terlibat dalam pelayanan tidaklah cukup dan tidak ada artinya kalau tidak mempunyai hikmat.  "Hikmat itu, dari manakah datangnya, atau nalar budi, di manakah tempatnya?"  (ayat 20).  Hikmat itu tiba dikala orang mempunyai hati yang takut akan Tuhan.  Itulah yang terpenting dalam kekristenan!  Apalah artinya menjadi Nasrani bertahun-tahun kalau tidak disertai hati yang takut akan Tuhan.  Karenanya hikmat itu sangat penting,  "...memiliki hikmat yakni lebih baik dari pada mutiara."  (ayat 18).

     Ada banyak orang Nasrani yang secara lahiriah tampak rajin beribadah tapi bekerjsama hati mereka menjauh dari Tuhan.  "...bangsa ini tiba mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah insan yang dihafalkan,"  (Yesaya 29:13).  Terbukti sikap mereka di luar jam-jam ibadah atau pelayanan masih berkompromi dengan dosa dan tak segan-segan melaksanakan segala hal yang menjadi kebencian Tuhan.  Hal ini sanggup terjadi lantaran mereka tidak takut akan Tuhan dan tak mempunyai hikmat, alasannya yakni hikmat takkan mungkin mereka temukan di dunia ini.  "Kata samudera raya: Ia tidak terdapat di dalamku, dan kata laut: Ia tidak ada padaku."  (Ayub 28:14).  Jelas sekali bahwa hikmat tak sanggup diperoleh di luar Tuhan.  Bibel menyatakan bahwa sumber segala hikmat yakni Kristus,  "sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan."  (Kolose 2:3).

     Bagaimana memperoleh hikmat dari Kristus?  Yaitu dengan mempelajari firman-Nya:  "Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang sanggup memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh akidah kepada Kristus Yesus. Segala goresan pena yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:15-16).

Merenungkan firman Tuhan setiap hari yakni kunci memperoleh hikmat!