Semakin Dihitung Semakin Kuatir
Disadur dari , edisi 18 Oktober 2016
Baca: Yohanes 6:1-15
"Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing menerima sepotong kecil saja." Yohanes 6:7
Masalah pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari seringkali menjadi faktor penyebab banyak orang mengalami kekuatiran. Mereka berkata, "Uang segini mana cukup untuk makan sebulan? Bagaimana sanggup membayar uang sekolah anak dan kontrakan bila penghasilan tetap pas-pasan?"
Dalam kesesakan yang kita hadapi ini bahwasanya Tuhan Yesus tidak pernah menutup mata, Ia tahu apa yang diharapkan dalam hidup ini. Ia tahu apa yang harus diperbuat-Nya untuk menolong kita. Adakalanya kita dibiarkan dalam keadaan terdesak lantaran Tuhan ingin tahu reaksi kita, ibarat pertanyaan yang Ia olok-olokan kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini sanggup makan? Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, alasannya Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya." (ayat 5-6). Filipus yaitu murid Tuhan yang setiap harinya ada bahu-membahu dengan Sang Guru, dan melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Ia melaksanakan banyak mujizat, tetapi begitu dihadapkan pada fakta yang mengimpit ia lupa begitu saja dengan mujizat yang Guru kerjakan: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing menerima sepotong kecil saja." (ayat nas). Lalu muncul warta dari murid-Nya yang lain: "Di sini ada seorang anak, yang memiliki lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" (ayat 9).
Seringkali pandangan kita terpaku kepada lima roti dan dua ikan yang jumlahnya sangat sedikit, dan lupa memandang Tuhan Yesus, sumber mujizat. Semakin kita hitung-hitung apa yang ada pada kita semakin kita kuatir dan kita semakin memakai nalar pikiran kita untuk menutupi kebutuhan. Kalau saja kita ingat bahwa Tuhan yang kita sembah yaitu Tuhan yang Mahadahsyat dengan segala perbuatan-Nya tentulah kita tidak akan pernah merasa kuatir. Jika Tuhan ingin menciptakan mujizat kecil Ia akan menempatkan kita pada situasi sulit, dan apabila Tuhan hendak mengerjakan mujizat yang besar Ia akan menghadapkan kita pada situasi yang secara insan itu mustahil.
Tidak ada perkara yang terlalu sukar bagi Tuhan, lantaran itu percayakan hidup ini secara penuh kepada-Nya!
Baca: Yohanes 6:1-15
"Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing menerima sepotong kecil saja." Yohanes 6:7
Masalah pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari seringkali menjadi faktor penyebab banyak orang mengalami kekuatiran. Mereka berkata, "Uang segini mana cukup untuk makan sebulan? Bagaimana sanggup membayar uang sekolah anak dan kontrakan bila penghasilan tetap pas-pasan?"
Dalam kesesakan yang kita hadapi ini bahwasanya Tuhan Yesus tidak pernah menutup mata, Ia tahu apa yang diharapkan dalam hidup ini. Ia tahu apa yang harus diperbuat-Nya untuk menolong kita. Adakalanya kita dibiarkan dalam keadaan terdesak lantaran Tuhan ingin tahu reaksi kita, ibarat pertanyaan yang Ia olok-olokan kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini sanggup makan? Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, alasannya Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya." (ayat 5-6). Filipus yaitu murid Tuhan yang setiap harinya ada bahu-membahu dengan Sang Guru, dan melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Ia melaksanakan banyak mujizat, tetapi begitu dihadapkan pada fakta yang mengimpit ia lupa begitu saja dengan mujizat yang Guru kerjakan: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing menerima sepotong kecil saja." (ayat nas). Lalu muncul warta dari murid-Nya yang lain: "Di sini ada seorang anak, yang memiliki lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" (ayat 9).
Seringkali pandangan kita terpaku kepada lima roti dan dua ikan yang jumlahnya sangat sedikit, dan lupa memandang Tuhan Yesus, sumber mujizat. Semakin kita hitung-hitung apa yang ada pada kita semakin kita kuatir dan kita semakin memakai nalar pikiran kita untuk menutupi kebutuhan. Kalau saja kita ingat bahwa Tuhan yang kita sembah yaitu Tuhan yang Mahadahsyat dengan segala perbuatan-Nya tentulah kita tidak akan pernah merasa kuatir. Jika Tuhan ingin menciptakan mujizat kecil Ia akan menempatkan kita pada situasi sulit, dan apabila Tuhan hendak mengerjakan mujizat yang besar Ia akan menghadapkan kita pada situasi yang secara insan itu mustahil.
Tidak ada perkara yang terlalu sukar bagi Tuhan, lantaran itu percayakan hidup ini secara penuh kepada-Nya!