Pemerintah Sebagai Wakil Tuhan
Disadur dari , edisi 14 Oktober 2016
Baca: Roma 13:1-7
"Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, alasannya yaitu tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah." Roma 13:1
Orang Katolik sejati yaitu orang yang benar-benar hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, menjadi pelaku firman. Salah satu wujud aktual kita terhadap kehendak Tuhan yaitu taat kepada pemerintah.
Mengapa kita harus taat kepada pemerintah? Sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Tuhan (ayat nas). Tuhan memutuskan pemerintah-pemerintah di atas muka bumi ini dengan maksud biar insan hidup secara tertib dan teratur. Dengan kata lain pemerintah yaitu wakil Tuhan di bumi. Makara tujuan utama Tuhan mendirikan pemerintah-pemerintah bahwasanya yaitu demi kepentingan insan itu sendiri. Maka dari itu Tuhan tidak menghendaki umat-Nya menentang, memusuhi atau melawan pemerintah yang sedang berotoritas, sebab "...barangsiapa melawan pemerintah, dia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan eksekusi atas dirinya." (ayat 2).
Kita tidak perlu takut kepada pemerintah asal kita hidup sesuai aturan-aturan yang ada, melaksanakan hal-hal yang baik, "Sebab kalau seorang berbuat baik, dia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya kalau dia berbuat jahat." (ayat 3a). Perhatikan firman Tuhan ini! "Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh lantaran kemurkaan Allah, tetapi juga oleh lantaran bunyi hati kita." (ayat 5). Apa maksudnya? Seringkali bunyi hati kita sudah memeringatkan bahwa apa yang kita perbuat yaitu sebuah pelanggaran terhadap Tuhan atau pemerintah, namun kita tetap saja melakukannya. Ini menerangkan kita tidak takluk kepada bunyi hati kita. Jika bunyi hati menyampaikan sesuatu dan kita melakukannya, artinya kita takluk kepada bunyi hati kita. Suara hati yang dipimpin oleh Roh Kudus niscaya akan melaksanakan hal-hal yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebaliknya kalau orang cenderung melaksanakan hal-hal yang jahat menyerupai korupsi, tidak taat membayar pajak, menyuap atau mendapatkan suap, mencuri fatwa listrik/air dan sebagainya, sanggup ditebak sendiri bahwa hati orang itu tidak dipimpin oleh Roh Kudus, melainkan dipimpin oleh roh jahat.
Taat kepada pemerintahan berarti kita menghormati ketetapan Tuhan!
Baca: Roma 13:1-7
"Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, alasannya yaitu tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah." Roma 13:1
Orang Katolik sejati yaitu orang yang benar-benar hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, menjadi pelaku firman. Salah satu wujud aktual kita terhadap kehendak Tuhan yaitu taat kepada pemerintah.
Mengapa kita harus taat kepada pemerintah? Sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Tuhan (ayat nas). Tuhan memutuskan pemerintah-pemerintah di atas muka bumi ini dengan maksud biar insan hidup secara tertib dan teratur. Dengan kata lain pemerintah yaitu wakil Tuhan di bumi. Makara tujuan utama Tuhan mendirikan pemerintah-pemerintah bahwasanya yaitu demi kepentingan insan itu sendiri. Maka dari itu Tuhan tidak menghendaki umat-Nya menentang, memusuhi atau melawan pemerintah yang sedang berotoritas, sebab "...barangsiapa melawan pemerintah, dia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan eksekusi atas dirinya." (ayat 2).
Kita tidak perlu takut kepada pemerintah asal kita hidup sesuai aturan-aturan yang ada, melaksanakan hal-hal yang baik, "Sebab kalau seorang berbuat baik, dia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya kalau dia berbuat jahat." (ayat 3a). Perhatikan firman Tuhan ini! "Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh lantaran kemurkaan Allah, tetapi juga oleh lantaran bunyi hati kita." (ayat 5). Apa maksudnya? Seringkali bunyi hati kita sudah memeringatkan bahwa apa yang kita perbuat yaitu sebuah pelanggaran terhadap Tuhan atau pemerintah, namun kita tetap saja melakukannya. Ini menerangkan kita tidak takluk kepada bunyi hati kita. Jika bunyi hati menyampaikan sesuatu dan kita melakukannya, artinya kita takluk kepada bunyi hati kita. Suara hati yang dipimpin oleh Roh Kudus niscaya akan melaksanakan hal-hal yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebaliknya kalau orang cenderung melaksanakan hal-hal yang jahat menyerupai korupsi, tidak taat membayar pajak, menyuap atau mendapatkan suap, mencuri fatwa listrik/air dan sebagainya, sanggup ditebak sendiri bahwa hati orang itu tidak dipimpin oleh Roh Kudus, melainkan dipimpin oleh roh jahat.
Taat kepada pemerintahan berarti kita menghormati ketetapan Tuhan!