Melakukan Kehendak Tuhan: Menikmati Akad Tuhan

Disadur dari , edisi 5 Desember 2016

BacaMatius 12:46-50

"Sebab siapapun yang melaksanakan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."  Matius 12:50

Tuhan Yesus menyampaikan bahwa siapa pun yang sering melaksanakan kehendak Bapa akan menjadi kepingan keluarga Kerajaan Sorga.  Bukan hanya itu... apa saja yang diminta akan diperolehnya.  "dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, alasannya yaitu kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya."  (1 Yohanes 3:22).  Kunci mengalami penggenapan komitmen Tuhan yaitu tekun melaksanakan kehendak Tuhan,   "Sebab kau memerlukan ketekunan, biar setelah kau melaksanakan kehendak Allah, kau memperoleh apa yang dijanjikan itu." (Ibrani 10:36).

     Ketekunan berbicara perihal proses waktu yang tidak singkat:  secara konsisten melaksanakan apa yang Tuhan kehendaki yang di dalamnya terkandung unsur sabar, setia, berjaga-jaga dan tetap menanti-nantikan Tuhan.  "...Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia."  (Ibrani 9:28).  Oleh alasannya yaitu itu kita harus berani mengadakan pemisahan hidup dengan dunia, bersikap tegas untuk tidak berkompromi dengan segala hal yang sifatnya duniawi.  "Sebab itu: Keluarlah kau dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan mendapatkan kamu."  (2 Korintus 6:17).

     Memisahkan diri dari dunia bukan berarti menjauhi atau mengadakan permusuhan dengan orang-orang yang bukan pengikut Kristus, tetapi kita memisahkan diri dari cara hidup dunia yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan.  Masih banyak orang percaya yang enggan memisahkan diri dari dunia, hatinya mendua, yaitu mengikut Tuhan dan tetap menjalin  'persahabatan'  dengan dunia.  Padahal Injil dengan tegas menyatakan,  "Tidakkah kau tahu, bahwa persahabatan dengan dunia yaitu permusuhan dengan Allah? Makara barangsiapa hendak menjadi sobat dunia ini, ia menyebabkan dirinya musuh Allah."  (Yakobus 4:4).

 "Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melaksanakan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya."  1 Yohanes 2:17