Tak Pernah Berhenti Berjuang (1)
Disadur dari , edisi 1 Desember 2016
Baca: Ayub 7:1-21
"Bukankah insan harus bergumul di bumi, dan hari-harinya menyerupai hari-hari orang upahan?" Ayub 7:1
Pernyataan bahwa hidup ialah usaha memang benar adanya. Injil pun menyatakan bahwa insan harus bergumul di bumi dan hari-harinya menyerupai hari-hari orang upahan. Dalam Injil versi bahasa Indonesia sehari-hari demikian: "Manusia itu menyerupai dipaksa berjuang; hidupnya berat menyerupai hidup seorang upahan;" Artinya setiap hari kita dihadapkan pada pergumulan demi pergumulan yang tidak ringan. Untuk itu diharapkan kerja keras dan usaha lantaran tidak ada keberhasilan atau kesuksesan yang tiba secara tiba-tiba turun dari langit, semuanya melalui proses yang panjang. Bagi mereka yang mempunyai impian atau impian besar tidak mungkin sanggup meraihnya kalau hanya bermalas-malasan atau berpangku tangan saja.
Thomas Alfa Edison ialah salah seorang tokoh penemu terbesar di dunia. Bola lampu ialah salah satu hasil temuannya sehingga semua insan di muka bumi ini sanggup menikmatinya. Ia ialah seorang yang pantang menyerah, tidak pernah berhenti berjuang meski harus mengalami kegagalan ribuan kali ketika melaksanakan eksperimen; dan lantaran kegigihannya ini Edison pun disebut sebagai penemu yang paling produktif dalam sejarah kehidupan manusia. Ia menyatakan bahwa kunci keberhasilan bukan semata-mata ditentukan oleh tingkat kecerdasan atau kejeniusan seseorang, tapi faktor terbesar yang menunjang keberhasilan seseorang ialah kerja keras. "Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, lantaran kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya." (1 Timotius 4:10).
Lalu, kita harus berjuang dalam hal apa? Berjuang menghadapi persoalan atau penderitaan. Selama kaki kita masih berpijak di atas muka bumi ini, hingga kapan pun kita tidak sanggup menghindarkan diri dari masalah, kesukaran atau penderitaan hidup. Meski demikian kita tidak perlu berkecil hati dan berputus asa, lantaran kita punya Tuhan yang sangat peduli dan mengerti, yang berjanji tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita sendiri. Bahkan "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan hingga masa putih rambutmu Aku menggendong kamu." (Yesaya 46:4a).
Tidak ada yang terlalu sukar bagi Tuhan, lantaran itu jalanilah hidup dengan iman!
Baca: Ayub 7:1-21
"Bukankah insan harus bergumul di bumi, dan hari-harinya menyerupai hari-hari orang upahan?" Ayub 7:1
Pernyataan bahwa hidup ialah usaha memang benar adanya. Injil pun menyatakan bahwa insan harus bergumul di bumi dan hari-harinya menyerupai hari-hari orang upahan. Dalam Injil versi bahasa Indonesia sehari-hari demikian: "Manusia itu menyerupai dipaksa berjuang; hidupnya berat menyerupai hidup seorang upahan;" Artinya setiap hari kita dihadapkan pada pergumulan demi pergumulan yang tidak ringan. Untuk itu diharapkan kerja keras dan usaha lantaran tidak ada keberhasilan atau kesuksesan yang tiba secara tiba-tiba turun dari langit, semuanya melalui proses yang panjang. Bagi mereka yang mempunyai impian atau impian besar tidak mungkin sanggup meraihnya kalau hanya bermalas-malasan atau berpangku tangan saja.
Thomas Alfa Edison ialah salah seorang tokoh penemu terbesar di dunia. Bola lampu ialah salah satu hasil temuannya sehingga semua insan di muka bumi ini sanggup menikmatinya. Ia ialah seorang yang pantang menyerah, tidak pernah berhenti berjuang meski harus mengalami kegagalan ribuan kali ketika melaksanakan eksperimen; dan lantaran kegigihannya ini Edison pun disebut sebagai penemu yang paling produktif dalam sejarah kehidupan manusia. Ia menyatakan bahwa kunci keberhasilan bukan semata-mata ditentukan oleh tingkat kecerdasan atau kejeniusan seseorang, tapi faktor terbesar yang menunjang keberhasilan seseorang ialah kerja keras. "Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, lantaran kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya." (1 Timotius 4:10).
Lalu, kita harus berjuang dalam hal apa? Berjuang menghadapi persoalan atau penderitaan. Selama kaki kita masih berpijak di atas muka bumi ini, hingga kapan pun kita tidak sanggup menghindarkan diri dari masalah, kesukaran atau penderitaan hidup. Meski demikian kita tidak perlu berkecil hati dan berputus asa, lantaran kita punya Tuhan yang sangat peduli dan mengerti, yang berjanji tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita sendiri. Bahkan "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan hingga masa putih rambutmu Aku menggendong kamu." (Yesaya 46:4a).
Tidak ada yang terlalu sukar bagi Tuhan, lantaran itu jalanilah hidup dengan iman!