Apa Yang Ada Padamu

Disadur dari , edisi 20 Januari 2018

Baca:  Wahyu 2:18-29

"Tetapi apa yang ada padamu, peganglah itu hingga Aku datang."  Wahyu 2:25

Pada dasarnya insan gampang sekali mengeluh, kurang bersyukur dan kurang menghargai apa yang ada padanya.  Kita selalu melihat kekurangan diri sendiri dan melihat kelebihan orang lain.  Kita tidak bisa mendapatkan diri apa adanya.  Dengan nada menggerutu kita sering berkata,  "Mengapa beliau mempunyai banyak talenta, sedangkan saya tidak?  Mengapa mereka bisa menyerupai itu?  Tak mungkin Tuhan menggunakan hidupku."  Lalu kita pun berlaku menyerupai hamba yang mendapatkan satu talenta:  "...pergi dan menggali lobang di dalam tanah kemudian menyembunyikan uang tuannya."  (Matius 25:18).

     Perhatikan apa yang Tuhan katakan:  "...engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mencintai engkau,"  (Yesaya 43:4).  Tuhan memulai karya-Nya dengan apa yang ada pada kita.  Dia tidak menginginkan apa yang tidak kita miliki, Ia mendapatkan kita apa adanya.  Berbeda dengan Iblis, kalau ingin menolong manusia, ia meminta banyak syarat dan nyawa menjadi taruhannya.  Selalu ada maksud tersembunyi di balik pertolongan Iblis,  "...sebab ia ialah pendusta dan bapa segala dusta."  (Yohanes 8:44);  Ia ialah pembunuh dan pembinasa manusia.  Ketika hendak diutus Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, Musa merasa diri tidak mampu:  "Siapakah saya ini, maka saya yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"  (Keluaran 3:11).  Berbagai alasan Musa kemukakan untuk menghindarkan diri dari panggilan Tuhan.  Kemudian berfirmanlah Tuhan kepada Musa:  "'Apakah yang di tanganmu itu?' Jawab Musa: 'Tongkat.'"  (Keluaran 4:2).  Akhirnya hanya dengan tongkat gembala Musa yang sederhana, Tuhan sanggup melaksanakan perkara-perkara dahsyat dan membebaskan umat Israel dari perbudakan di Mesir.  Pula Elisa bertanya kepada janda nabi yang terlilit hutang:  "Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah."  (2 Raja-Raja 4:2).  Perempuan itu hanya punya sebuah buli-buli berisi minyak.  Dengan minyak yang sedikit itu Tuhan sanggup melaksanakan mujizat, sehingga semua hutangnya sanggup terlunasi.

     Syukurilah dan hargailah apa yang ada pada diri kita!  Tak perlu kita merasa minder atau memaksakan diri ingin menjadi menyerupai orang lain.

Apa yang Tuhan taruh dan percayakan dalam hidup kita biarlah kita lakukan dengan setia;  kalau tangan Tuhan turut bekerja karenanya pun niscaya luar biasa!