Jangkauan Pandang Jauh Ke Depan
Disadur dari , edisi 26 November 2017
Baca: Efesus 1:3-14
"Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga." Efesus 1:3
Banyak orang Nasrani berurusan dengan Tuhan semata-mata hanya berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan kata lain mereka mencari Tuhan sebab ingin mendapat sesuatu dari-Nya: kesembuhan, pekerjaan, usaha, bisnis, jodoh, keturunan dan sebagainya. Benar apa kata Tuhan Yesus: "...sesungguhnya kau mencari Aku, bukan sebab kau telah melihat tanda-tanda, melainkan sebab kau telah makan roti itu dan kau kenyang." (Yohanes 6:26). Kalau kita mencari Tuhan hanya untuk kepentingan kebutuhan jasmani, berarti kita tidak menganggap Tuhan Yesus sebagai yang terpenting dalam hidup kita; dan bila kita menganggap bahwa Tuhan Yesus tak lebih hanya sebagai penyedia kebutuhan jasmani, maka bagi mereka yang kaya secara bahan tidak merasa memerlukan Tuhan sebab semua yang dibutuhkan telah terpenuhi. Mereka merasa bahwa tanpa Tuhan pun mereka sanggup berhasil dan meraih apa yang diinginkan.
Orang percaya seharusnya arah pandangnya tidak semata-mata tertuju kepada berkat-berkat yang sifatnya jasmaniah, melainkan kita harus sanggup melihat dengan jangkauan pandang yang jauh ke depan, bahwa ada berkat-berkat Tuhan yang jauh lebih bernilai dan berharga, yang sifatnya kekal, yaitu keselamatan dan kehidupan kekal. Orientasi berpikir kita akan memengaruhi kualitas kerohanian kita. Kalau yang kita pikirkan hanya tertuju kepada perkara-perkara duniawi semata kita niscaya tidak punya upaya yang berpengaruh untuk mengejar perkara-perkara rohani.
Sasaran hidup orang percaya ialah menjadi serupa dengan Kristus dan mencapai kedewasaan rohani yang penuh. "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan citra Anak-Nya," (Roma 8:29) dan "sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar wacana Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus," (Efesus 4:13). Rasul Paulus memperingatkan, "Pikirkanlah masalah yang di atas, bukan yang di bumi." (Kolose 3:2).
Apalah artinya kita mempunyai segala-galanya di dunia ini tapi pada alhasil kita harus kehilangan berkat Tuhan yang sesungguhnya?
Baca: Efesus 1:3-14
"Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga." Efesus 1:3
Banyak orang Nasrani berurusan dengan Tuhan semata-mata hanya berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan kata lain mereka mencari Tuhan sebab ingin mendapat sesuatu dari-Nya: kesembuhan, pekerjaan, usaha, bisnis, jodoh, keturunan dan sebagainya. Benar apa kata Tuhan Yesus: "...sesungguhnya kau mencari Aku, bukan sebab kau telah melihat tanda-tanda, melainkan sebab kau telah makan roti itu dan kau kenyang." (Yohanes 6:26). Kalau kita mencari Tuhan hanya untuk kepentingan kebutuhan jasmani, berarti kita tidak menganggap Tuhan Yesus sebagai yang terpenting dalam hidup kita; dan bila kita menganggap bahwa Tuhan Yesus tak lebih hanya sebagai penyedia kebutuhan jasmani, maka bagi mereka yang kaya secara bahan tidak merasa memerlukan Tuhan sebab semua yang dibutuhkan telah terpenuhi. Mereka merasa bahwa tanpa Tuhan pun mereka sanggup berhasil dan meraih apa yang diinginkan.
Orang percaya seharusnya arah pandangnya tidak semata-mata tertuju kepada berkat-berkat yang sifatnya jasmaniah, melainkan kita harus sanggup melihat dengan jangkauan pandang yang jauh ke depan, bahwa ada berkat-berkat Tuhan yang jauh lebih bernilai dan berharga, yang sifatnya kekal, yaitu keselamatan dan kehidupan kekal. Orientasi berpikir kita akan memengaruhi kualitas kerohanian kita. Kalau yang kita pikirkan hanya tertuju kepada perkara-perkara duniawi semata kita niscaya tidak punya upaya yang berpengaruh untuk mengejar perkara-perkara rohani.
Sasaran hidup orang percaya ialah menjadi serupa dengan Kristus dan mencapai kedewasaan rohani yang penuh. "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan citra Anak-Nya," (Roma 8:29) dan "sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar wacana Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus," (Efesus 4:13). Rasul Paulus memperingatkan, "Pikirkanlah masalah yang di atas, bukan yang di bumi." (Kolose 3:2).
Apalah artinya kita mempunyai segala-galanya di dunia ini tapi pada alhasil kita harus kehilangan berkat Tuhan yang sesungguhnya?