Orang Percaya: Hamba-Hamba Tuhan
Disadur dari , edisi 7 Oktober 2017
Baca: Roma 6:15-23
"Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran." Roma 6:18
Setiap orang percaya, yaitu orang-orang yang telah diselamatkan di dalam Kristus, menyandang status sebagai hamba Tuhan. Seringkali dikala mendengar istilah 'hamba' Tuhan pikiran kita eksklusif tertuju kepada pendeta atau gembala sidang sebuah gereja.
Bibel menyatakan intinya ada kekuatan yang luar biasa yang sanggup memperhamba hidup manusia. Iblis dengan kuasanya mengatakan pertolongan, kesembuhan, kekayaan dan semua hal yang sifatnya hanya semu, alasannya yaitu itu hanyalah sebuah trik untuk menjerat dan membelenggu hidup manusia. Ketika insan sudah masuk perangkapnya mereka akan diperhamba oleh Iblis, diperhamba oleh dosa. Bibel memperingatkan: "Lawanlah beliau dengan dogma yang teguh..." (1 Petrus 5:9).
Sebagai hamba Tuhan kita mutlak menghambakan diri kepada-Nya, mengakibatkan Kristus sebagai Tuan atas hidup kita sepenuhnya. Kaprikornus setiap insan hanya dihadapkan pada dua pilihan: menjadi hamba Tuhan (hamba kebenaran) atau hamba Iblis (hamba dosa). Waktu kita menyerahkan hidup kita kepada Kristus, kita menjadi hamba kebenaran. Menjadi hamba kebenaran artinya harus melaksanakan apa yang berkenan kepada Tuhan dan menyenangkan hati Tuhan. "Sebab kau telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:20). Setelah seseorang dibeli dan kemudian menjadi hamba kebenaran berarti kita tidak lagi menyerahkan anggota-anggota badan kita kepada dosa untuk digunakan sebagai senjata, tetapi menjadi senjata kebenaran (baca Roma 6:13).
Karena kita yaitu hamba, kita harus selalu siap bekerja keras melaksanakan tanggung jawab, tanpa menuntut hak. Namun seringkali kita hanya mengedepankan hak atau menuntut hak saja, tapi mengabaikan kewajiban. Sebagai hamba tidak seharusnya kita berkata bahwa kita sudah berbuat banyak bagi Tuhan. "Apabila kau telah melaksanakan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kau berkata: Kami yaitu hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melaksanakan apa yang kami harus lakukan." (Lukas 17:10).
Kalau kita menjadi hamba yang setia Tuhan tidak akan pernah lalai menepati janji-Nya. "...hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku." Yesaya 49:4
Baca: Roma 6:15-23
"Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran." Roma 6:18
Setiap orang percaya, yaitu orang-orang yang telah diselamatkan di dalam Kristus, menyandang status sebagai hamba Tuhan. Seringkali dikala mendengar istilah 'hamba' Tuhan pikiran kita eksklusif tertuju kepada pendeta atau gembala sidang sebuah gereja.
Bibel menyatakan intinya ada kekuatan yang luar biasa yang sanggup memperhamba hidup manusia. Iblis dengan kuasanya mengatakan pertolongan, kesembuhan, kekayaan dan semua hal yang sifatnya hanya semu, alasannya yaitu itu hanyalah sebuah trik untuk menjerat dan membelenggu hidup manusia. Ketika insan sudah masuk perangkapnya mereka akan diperhamba oleh Iblis, diperhamba oleh dosa. Bibel memperingatkan: "Lawanlah beliau dengan dogma yang teguh..." (1 Petrus 5:9).
Sebagai hamba Tuhan kita mutlak menghambakan diri kepada-Nya, mengakibatkan Kristus sebagai Tuan atas hidup kita sepenuhnya. Kaprikornus setiap insan hanya dihadapkan pada dua pilihan: menjadi hamba Tuhan (hamba kebenaran) atau hamba Iblis (hamba dosa). Waktu kita menyerahkan hidup kita kepada Kristus, kita menjadi hamba kebenaran. Menjadi hamba kebenaran artinya harus melaksanakan apa yang berkenan kepada Tuhan dan menyenangkan hati Tuhan. "Sebab kau telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:20). Setelah seseorang dibeli dan kemudian menjadi hamba kebenaran berarti kita tidak lagi menyerahkan anggota-anggota badan kita kepada dosa untuk digunakan sebagai senjata, tetapi menjadi senjata kebenaran (baca Roma 6:13).
Karena kita yaitu hamba, kita harus selalu siap bekerja keras melaksanakan tanggung jawab, tanpa menuntut hak. Namun seringkali kita hanya mengedepankan hak atau menuntut hak saja, tapi mengabaikan kewajiban. Sebagai hamba tidak seharusnya kita berkata bahwa kita sudah berbuat banyak bagi Tuhan. "Apabila kau telah melaksanakan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kau berkata: Kami yaitu hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melaksanakan apa yang kami harus lakukan." (Lukas 17:10).
Kalau kita menjadi hamba yang setia Tuhan tidak akan pernah lalai menepati janji-Nya. "...hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku." Yesaya 49:4