Latihlah Dirimu Dalam Hal Ibadah!
Disadur dari , edisi 7 Desember 2017
Baca: Mazmur 84:1-13
"Betapa disenangi kawasan kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam!" Mazmur 84:2
Kesukaan Daud ialah berada di bait Tuhan alasannya ialah di situlah ia menemukan, mengalami dan mencicipi hadirat Tuhan. Inilah yang menjadi kerinduan dalam hidup Daud! "Jiwaku hancur alasannya ialah merindukan pelataran-pelataran TUHAN;" (Mazmur 84:3). Ada banyak orang Katolik yang merasa tidak betah berada di bait Tuhan. Apa buktinya? Mereka tidak serius ketika melaksanakan ibadah, bahkan tidak sedikit di antara mereka yang tampak main-main dan bersenda gurau. Atau mereka melaksanakan ibadah hanya sebatas acara jasmaniah dan rutinitas, bukan didasari oleh kasih dan kerinduannya untuk berjumpa dengan Tuhan secara pribadi. "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan aliran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." (Matius 15:8-9). Selama ibadah kita hanya sebatas rutinitas, tanpa disertai kasih dan kerinduan kepada Tuhan, kita takkan pernah mencicipi dan mengalami manifestasi dari hadirat Tuhan.
Rasul Paulus menasihati, "Latihlah dirimu beribadah." (1 Timotius 4:7b). Mengapa? Karena "Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu mempunyai kegunaan dalam segala hal, alasannya ialah mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:8). Ini berbicara wacana kedisiplinan rohani! Sering dijumpai orang-orang Katolik yang tidak disiplin rohani: berdoa, membaca Bibel atau beribadah hanya dilakukan pada situasi dan kondisi tertentu. Ketika sedang menghadapi problem dan pergumulan hidup yang berat mereka tampak bersemangat mengerjakan perkara-perkara rohani, tapi begitu keadaan sudah beres dan tampak normal, perkara-perkara rohani tidak lagi menjadi hal yang prioritas.
Penting sekali untuk mendisiplinkan diri dalam hal-hal rohani, alasannya ialah disiplin rohani itu sangat bermanfaat bagi kebugaran rohani kita. Jika kita sehat secara rohani, fondasi hidup kita pun akan semakin kuat; seberat apa pun topan kehidupan menerpa, kita akan tetap tegak bangun dan tak tergoyahkan. Makara untuk mengalami hadirat Tuhan secara permanen kita harus melatih diri dalam hal ibadah, dan itu butuh kedisiplinan tinggi.
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah, tapi marilah semakin ulet melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat (Ibrani 10:25).
Baca: Mazmur 84:1-13
"Betapa disenangi kawasan kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam!" Mazmur 84:2
Kesukaan Daud ialah berada di bait Tuhan alasannya ialah di situlah ia menemukan, mengalami dan mencicipi hadirat Tuhan. Inilah yang menjadi kerinduan dalam hidup Daud! "Jiwaku hancur alasannya ialah merindukan pelataran-pelataran TUHAN;" (Mazmur 84:3). Ada banyak orang Katolik yang merasa tidak betah berada di bait Tuhan. Apa buktinya? Mereka tidak serius ketika melaksanakan ibadah, bahkan tidak sedikit di antara mereka yang tampak main-main dan bersenda gurau. Atau mereka melaksanakan ibadah hanya sebatas acara jasmaniah dan rutinitas, bukan didasari oleh kasih dan kerinduannya untuk berjumpa dengan Tuhan secara pribadi. "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan aliran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." (Matius 15:8-9). Selama ibadah kita hanya sebatas rutinitas, tanpa disertai kasih dan kerinduan kepada Tuhan, kita takkan pernah mencicipi dan mengalami manifestasi dari hadirat Tuhan.
Rasul Paulus menasihati, "Latihlah dirimu beribadah." (1 Timotius 4:7b). Mengapa? Karena "Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu mempunyai kegunaan dalam segala hal, alasannya ialah mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:8). Ini berbicara wacana kedisiplinan rohani! Sering dijumpai orang-orang Katolik yang tidak disiplin rohani: berdoa, membaca Bibel atau beribadah hanya dilakukan pada situasi dan kondisi tertentu. Ketika sedang menghadapi problem dan pergumulan hidup yang berat mereka tampak bersemangat mengerjakan perkara-perkara rohani, tapi begitu keadaan sudah beres dan tampak normal, perkara-perkara rohani tidak lagi menjadi hal yang prioritas.
Penting sekali untuk mendisiplinkan diri dalam hal-hal rohani, alasannya ialah disiplin rohani itu sangat bermanfaat bagi kebugaran rohani kita. Jika kita sehat secara rohani, fondasi hidup kita pun akan semakin kuat; seberat apa pun topan kehidupan menerpa, kita akan tetap tegak bangun dan tak tergoyahkan. Makara untuk mengalami hadirat Tuhan secara permanen kita harus melatih diri dalam hal ibadah, dan itu butuh kedisiplinan tinggi.
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah, tapi marilah semakin ulet melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat (Ibrani 10:25).