Mengundurkan Diri Dan Menepi

Disadur dari , edisi 9 Februari 2018

Baca:  Yohanes 6:1-15

"Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak tiba dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk mengakibatkan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri."  Yohanes 6:15

Sebagian besar orang sangat menyukai ketenaran, popularitas, pujian, penghargaan dan penghormatan dari sesamanya.  Saking hausnya akan hal-hal tersebut mereka rela menempuh segala cara demi mewujudkan apa yang diinginkan.  Demi beroleh ketenaran atau popularitas ada yang pergi ke dukun atau paranormal, minta diberi  'susuk'  atau penglaris, ada yang tega menikung atau menghancurkan teman/sahabat sendiri, ada pula yang rela mengorbankan harga dirinya.  Kita tidak menyadari bahwa ketenaran atau popularitas meski sangat menggiurkan namun sekaligus juga sanggup menghancurkan.

     Injil mencatat betapa populernya Kristus pada masa itu alasannya ialah Ia melaksanakan perkara-perkara heran dan ajaib.  Salah satunya ibarat yang dikisahkan ini, yaitu hanya dengan lima roti jelai dan dua ikan Ia sanggup memberi makan lima ribu orang laki-laki, tidak termasuk wanita dan anak-anak, dan bahkan masih tersisa dua belas bakul penuh.  Luar biasa!  Tidaklah mengherankan kalau banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia dan mengelu-elukan-Nya.  "Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: 'Dia ini ialah benar-benar nabi yang akan tiba ke dalam dunia.'"  (Yohanes 6:14).  Begitu melihat orang-orang sangat berambisi untuk mengakibatkan Dia sebagai Raja dan menyanjung-Nya, Kristus justru lebih menentukan untuk menyingkir ke gunung, mengundurkan diri dari kerumunan orang dan pergi ke tempat-tempat yang sunyi untuk membangun komplotan dengan Bapa.

     Bagi Kristus, melaksanakan kehendak Bapa dan menggenapi rencana-Nya ialah prioritas utama.  Segala ketenaran atau popularitas tak dengan serta merta menciptakan Kristus melupakan tujuan utama-Nya tiba ke dunia.  Jelas sekali apa yang Kristus perbuat sangat bertolak belakang dengan insan pada umumnya yang ingin dipuji, dihormati, dielu-elukan, disanjung dan dikedepankan.  Kristus yang lebih menentukan mengundurkan diri dari sentra perhatian orang dan tetap fokus mengerjakan panggilan-Nya.

Prioritas hidup Kristus ialah bersekutu dengan Bapa, melaksanakan kehendak-Nya, dan melayani jiwa-jiwa, bukan demi mencari kebanggaan dari manusia!