Melayani Tuhan: Punya Komitmen
Disadur dari , edisi 11 Desember 2017
Baca: 1 Petrus 4:7-11
"Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." 1 Petrus 4:10
Hampir di setiap kesempatan dalam pertemuan-pertemuan ibadah kita sering mendengar khotbah dari hamba Tuhan yang tidak pernah lelah mendorong dan memotivasi jemaat untuk semakin ulet dalam melayani pekerjaan Tuhan. Namun sedikit dari jemaat yang merespons, di mana kebanyakan dari mereka bersikap masbodoh dan tidak peduli. Mereka tidak menyadari bahwa sebagai bab dari anggota badan Kristus masing-masing kita mempunyai tugas, fungsi dan tanggung jawab, menyerupai ada tertulis: "Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih." (Efesus 4:16).
Untuk tujuan itulah setiap orang percaya beroleh karunia yang berbeda-beda supaya sanggup saling melengkapi dalam mengerjakan panggilan Tuhan. Sekecil apa pun atau berapa pun karunia yang dimiliki kita harus menggunakannya semaksimal mungkin. Nasihat rasul Paulus kepada Timotius: "Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu..." (2 Timotius 1:6). Mengapa karunia itu harus terus dikobarkan? Karena Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban dari kita atas karunia yang telah dipercayakan-Nya. Jangan pernah berpikir kalau kita mempunyai karunia sedikit maka kita tidak perlu melayani, alasannya kita beranggapan hal itu tidak akan berdampak apa-apa. Ini perilaku yang tidak menghargai kasih karunia Tuhan, sama menyerupai hamba yang beroleh satu talenta.
Ingat! Melayani pekerjaan Tuhan itu tidak bisa dibentuk main-main. Komitmen yakni hal yang diharapkan dalam pelayanan. Tanpa punya janji seseorang tidak akan bisa bertahan dalam melayani Tuhan. Terbentur sedikit saja problem atau kesulitan, mengalami tabrakan dengan saudara seiman, dan sebagainya, mereka mulai merasa malas dan ogah-ogahan dalam melayani Tuhan. Sebaliknya orang yang mempunyai janji kuat, diterpa tornado apa pun takkan menggoyahkan semangatnya untuk melayani Tuhan, melainkan akan terus berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah sorgawi.
"...biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." Roma 12:11
Baca: 1 Petrus 4:7-11
"Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." 1 Petrus 4:10
Hampir di setiap kesempatan dalam pertemuan-pertemuan ibadah kita sering mendengar khotbah dari hamba Tuhan yang tidak pernah lelah mendorong dan memotivasi jemaat untuk semakin ulet dalam melayani pekerjaan Tuhan. Namun sedikit dari jemaat yang merespons, di mana kebanyakan dari mereka bersikap masbodoh dan tidak peduli. Mereka tidak menyadari bahwa sebagai bab dari anggota badan Kristus masing-masing kita mempunyai tugas, fungsi dan tanggung jawab, menyerupai ada tertulis: "Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih." (Efesus 4:16).
Untuk tujuan itulah setiap orang percaya beroleh karunia yang berbeda-beda supaya sanggup saling melengkapi dalam mengerjakan panggilan Tuhan. Sekecil apa pun atau berapa pun karunia yang dimiliki kita harus menggunakannya semaksimal mungkin. Nasihat rasul Paulus kepada Timotius: "Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu..." (2 Timotius 1:6). Mengapa karunia itu harus terus dikobarkan? Karena Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban dari kita atas karunia yang telah dipercayakan-Nya. Jangan pernah berpikir kalau kita mempunyai karunia sedikit maka kita tidak perlu melayani, alasannya kita beranggapan hal itu tidak akan berdampak apa-apa. Ini perilaku yang tidak menghargai kasih karunia Tuhan, sama menyerupai hamba yang beroleh satu talenta.
Ingat! Melayani pekerjaan Tuhan itu tidak bisa dibentuk main-main. Komitmen yakni hal yang diharapkan dalam pelayanan. Tanpa punya janji seseorang tidak akan bisa bertahan dalam melayani Tuhan. Terbentur sedikit saja problem atau kesulitan, mengalami tabrakan dengan saudara seiman, dan sebagainya, mereka mulai merasa malas dan ogah-ogahan dalam melayani Tuhan. Sebaliknya orang yang mempunyai janji kuat, diterpa tornado apa pun takkan menggoyahkan semangatnya untuk melayani Tuhan, melainkan akan terus berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah sorgawi.
"...biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." Roma 12:11