Iman Yang Dibatasi Oleh Situasi (2)
Disadur dari , edisi 11 November 2017
Baca: Yohanes 11:1-44
"'Lazarus, marilah ke luar!' Orang yang telah mati itu tiba ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh." Yohanes 11:43-44
Di tengah keputusasaan Marta, Tuhan Yesus berkata kepadanya, "Saudaramu akan bangkit." (Yohanes 11:23), dengan maksud untuk membangkitkan iktikad dan pengharapannya yang hilang. Tetapi Marta menjawab, "Aku tahu bahwa dia akan berdiri pada waktu orang-orang berdiri pada selesai zaman." (Yohanes 11:24). Marta mengatakan iktikad dasarnya pada kebenaran hakiki yang menyatakan bahwa orang-orang yang mati di dalam Tuhan pada kiamat akan dibangkitkan. Namun Tuhan Yesus kembali berkata kepadanya, "Akulah kebangkitan dan hidup;" (Yohanes 11:25). Dalam hal ini Tuhan Yesus hendak menegaskan bahwa Ia berkuasa atas kehidupan dan kematian. "Percayakah engkau akan hal ini?" (Yohanes 11:26b).
Banyak orang Katolik tahu dan mengerti bahwa Yesus berkuasa mengadakan segala mujizat lantaran Dia ialah Tuhan yang heran dan ajaib. Tetapi dikala dihadapkan pada 'kematian' di segala bidang kehidupan, iktikad mereka goyah dan dibatasi oleh situasi sehingga mata jasmani hanya tertumpu pada problem dan kesukaran. Iman yang terbatas ini alhasil membatasi kuasa Tuhan. Iman Marta yang terbatas tak bisa melihat kuasa Tuhan yang tak terbatas. Perhatikan! "Bagi insan hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu ialah mungkin bagi Allah." (Markus 10:27).
Tuhan Yesus menangis dikala Ia tiba hendak membangkitkan Lazarus, lantaran yang dijumpai-Nya iktikad yang terbatas. Ketika Tuhan Yesus menyuruh mengangkat kerikil dari kubur Lazarus, pada awalnya Marta keberatan lantaran tak percaya: "Tuhan, dia sudah berbau, dikarenakan telah empat hari dia mati." (Yohanes 11:39). Tuhan Yesus pun menantangnya, "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" (Yohanes 11:40). Marta pun menjadi percaya! Imannya tak lagi dibatasi oleh situasi, sehingga kuasa Tuhan dinyatakan dengan tak terbatas. Mujizat pun terjadi: Lazarus berdiri dari kematian. Haleluyah!
"Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang tidak mungkin untuk-Ku?" Yeremia 32:27
Baca: Yohanes 11:1-44
"'Lazarus, marilah ke luar!' Orang yang telah mati itu tiba ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh." Yohanes 11:43-44
Di tengah keputusasaan Marta, Tuhan Yesus berkata kepadanya, "Saudaramu akan bangkit." (Yohanes 11:23), dengan maksud untuk membangkitkan iktikad dan pengharapannya yang hilang. Tetapi Marta menjawab, "Aku tahu bahwa dia akan berdiri pada waktu orang-orang berdiri pada selesai zaman." (Yohanes 11:24). Marta mengatakan iktikad dasarnya pada kebenaran hakiki yang menyatakan bahwa orang-orang yang mati di dalam Tuhan pada kiamat akan dibangkitkan. Namun Tuhan Yesus kembali berkata kepadanya, "Akulah kebangkitan dan hidup;" (Yohanes 11:25). Dalam hal ini Tuhan Yesus hendak menegaskan bahwa Ia berkuasa atas kehidupan dan kematian. "Percayakah engkau akan hal ini?" (Yohanes 11:26b).
Banyak orang Katolik tahu dan mengerti bahwa Yesus berkuasa mengadakan segala mujizat lantaran Dia ialah Tuhan yang heran dan ajaib. Tetapi dikala dihadapkan pada 'kematian' di segala bidang kehidupan, iktikad mereka goyah dan dibatasi oleh situasi sehingga mata jasmani hanya tertumpu pada problem dan kesukaran. Iman yang terbatas ini alhasil membatasi kuasa Tuhan. Iman Marta yang terbatas tak bisa melihat kuasa Tuhan yang tak terbatas. Perhatikan! "Bagi insan hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu ialah mungkin bagi Allah." (Markus 10:27).
Tuhan Yesus menangis dikala Ia tiba hendak membangkitkan Lazarus, lantaran yang dijumpai-Nya iktikad yang terbatas. Ketika Tuhan Yesus menyuruh mengangkat kerikil dari kubur Lazarus, pada awalnya Marta keberatan lantaran tak percaya: "Tuhan, dia sudah berbau, dikarenakan telah empat hari dia mati." (Yohanes 11:39). Tuhan Yesus pun menantangnya, "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" (Yohanes 11:40). Marta pun menjadi percaya! Imannya tak lagi dibatasi oleh situasi, sehingga kuasa Tuhan dinyatakan dengan tak terbatas. Mujizat pun terjadi: Lazarus berdiri dari kematian. Haleluyah!
"Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang tidak mungkin untuk-Ku?" Yeremia 32:27