Bijak Terhadap Uang
Disadur dari , edisi 6 November 2017
Baca: Lukas 16:10-15
"Jadi, jikalau kau tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?" Lukas 16:11
Ada aneka macam ayat-ayat di Injil yang berbicara mengenai uang atau kepemilikan. Hal ini mengatakan bahwa uang merupakan problem yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bagaimana kita bersikap terhadap uang akan sangat memilih kualitas kerohanian kita, alias memilih hubungan kita dengan Tuhan. Karena itu firman Tuhan tak henti-hentinya memperingatkan biar kita berlaku bijak terhadap uang.
Ketika kita dipercaya Tuhan dengan keuangan, entah itu berupa gaji, uang saku, atau pendapatan yang lain, maka kita harus sanggup pertanggungjawabkannya dengan baik. Kita harus bisa menguasai uang, bukan uang yang menguasai kita, alasannya yakni uang yakni hamba yang baik, namun bisa juga menjadi tuan yang sangat jahat. Berapa pun nilai rupiah yang kita miliki hari ini yakni sebuah kepercayaan dari Tuhan dan Ia ingin kita setia dengan apa yang sudah dipercayakan. "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, beliau setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, beliau tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10). Hal fundamental untuk kita setia dalam keuangan yang dipercayakan Tuhan yakni perpuluhan (baca Maleakhi 3:10). Namun perpuluhan saja tidak cukup, alasannya yakni masih ada 90% lagi yang juga perlu untuk kita pertanggungjawabkan di hadapan-Nya.
Banyak orang Nasrani mengalami permasalahan yang teramat rumit dalam hal keuangan oleh lantaran mereka tidak bisa mengelola keuangan secara bijak. Satu prinsip bijak yang harus diterapkan dalam mengelola keuangan yakni jangan 'besar pasak daripada tiang'. Adalah musibah besar jikalau pengeluaran kita lebih besar dari pendapatan yang kita peroleh. Karena itu perhatikanlah kebiasaan atau gaya hidup Saudara! Kita harus bisa membedakan mana itu kebutuhan dan mana itu keinginan. Berusahalah sedapat mungkin menyisihkan uang untuk ditabung, meski dalam jumlah sedikit. "Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya." (Amsal 13:11). Dan bila kita mempunyai berkat lebih, jangan lupa untuk menabur. "Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, beliau sendiri akan diberi minum." (Amsal 11:25).
Bijak mengelola uang yakni langkah menuju kepada hidup yang diberkati!
Baca: Lukas 16:10-15
"Jadi, jikalau kau tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?" Lukas 16:11
Ada aneka macam ayat-ayat di Injil yang berbicara mengenai uang atau kepemilikan. Hal ini mengatakan bahwa uang merupakan problem yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bagaimana kita bersikap terhadap uang akan sangat memilih kualitas kerohanian kita, alias memilih hubungan kita dengan Tuhan. Karena itu firman Tuhan tak henti-hentinya memperingatkan biar kita berlaku bijak terhadap uang.
Ketika kita dipercaya Tuhan dengan keuangan, entah itu berupa gaji, uang saku, atau pendapatan yang lain, maka kita harus sanggup pertanggungjawabkannya dengan baik. Kita harus bisa menguasai uang, bukan uang yang menguasai kita, alasannya yakni uang yakni hamba yang baik, namun bisa juga menjadi tuan yang sangat jahat. Berapa pun nilai rupiah yang kita miliki hari ini yakni sebuah kepercayaan dari Tuhan dan Ia ingin kita setia dengan apa yang sudah dipercayakan. "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, beliau setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, beliau tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10). Hal fundamental untuk kita setia dalam keuangan yang dipercayakan Tuhan yakni perpuluhan (baca Maleakhi 3:10). Namun perpuluhan saja tidak cukup, alasannya yakni masih ada 90% lagi yang juga perlu untuk kita pertanggungjawabkan di hadapan-Nya.
Banyak orang Nasrani mengalami permasalahan yang teramat rumit dalam hal keuangan oleh lantaran mereka tidak bisa mengelola keuangan secara bijak. Satu prinsip bijak yang harus diterapkan dalam mengelola keuangan yakni jangan 'besar pasak daripada tiang'. Adalah musibah besar jikalau pengeluaran kita lebih besar dari pendapatan yang kita peroleh. Karena itu perhatikanlah kebiasaan atau gaya hidup Saudara! Kita harus bisa membedakan mana itu kebutuhan dan mana itu keinginan. Berusahalah sedapat mungkin menyisihkan uang untuk ditabung, meski dalam jumlah sedikit. "Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya." (Amsal 13:11). Dan bila kita mempunyai berkat lebih, jangan lupa untuk menabur. "Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, beliau sendiri akan diberi minum." (Amsal 11:25).
Bijak mengelola uang yakni langkah menuju kepada hidup yang diberkati!