Tak Sekali Pun Yang Kuasa Ingkar Kesepakatan (1)
Disadur dari , edisi 1 Februari 2018
Baca: Bilangan 23:4-30
"Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?" Bilangan 23:19
Memasuki hari di bulan Februari ini kita tetap berharap kepada Tuhan semoga beroleh kekuatan dalam menjalani hari demi hari. Tetapi ada banyak di antara orang Nasrani yang masih bertanya-tanya dalam hati, "Benarkah Tuhan akan memulihkan dan memberkati hidupku? Benarkah janji-janji Tuhan yang tertulis di Bibel ini akan digenapi, ataukah tak lebih dari sekedar teori?" Pertanyaan-pertanyaan yang mengindikasikan keragu-raguan, kebimbangan dan ketidakpercayaan, yang keluar dari verbal orang percaya ialah hal yang sangat ditunggu-tunggu Iblis. Semakin orang ragu dan bimbang terhadap firman Tuhan semakin memuluskan jalan bagi Iblis untuk melancarkan serangan dan menghancurkan kehidupannya.
Bileam berasal dari Petor, di tepi sungai Efrat. Ia bekerja sebagai penenung dan dari pekerjaannya ini beliau beroleh upah. Suatu dikala Bileam diminta oleh Balak (raja Moab) untuk mengucapkan kutuk atas bangsa Israel. Tetapi kuasa Tuhan bekerja dalam diri Bileam sehingga beliau menolak secara tegas undangan Balak ini. Ia menegaskan bahwa jikalau Tuhan telah memberkati bangsa Israel, tak seorang pun sanggup mengubahnya: "Bagaimanakah saya menyerapah yang tidak diserapah Allah? Bagaimanakah saya mengutuk yang tidak dikutuk TUHAN?" (Bilangan 23:8), "...dan apabila Dia memberkati, maka saya tidak sanggup membalikkannya." (Bilangan 23:20).
Jika Bileam mau melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Balak, kemungkinan besar beliau akan mendapat imbalan yang nilainya sangat menggiurkan. Tetapi Bileam menjawab, "Sekalipun Balak memperlihatkan kepadaku emas dan perak seistana penuh, saya tidak akan sanggup berbuat sesuatu, yang kecil atau yang besar, yang melanggar titah TUHAN, Allahku." (Bilangan 22:18). Tuhan telah berjanji kepada bangsa Israel untuk memberkati dan melindungi mereka apabila mereka mau mendengarkan firman-Nya dan hidup dalam ketaatan (Ulangan 28:1-14).
Tuhan tidak pernah ingkar dengan apa yang telah dijanjikan-Nya, jikalau Ia berjanji untuk memberkati, tak seorang pun sanggup menggagalkan rencana-Nya!
Baca: Bilangan 23:4-30
"Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?" Bilangan 23:19
Memasuki hari di bulan Februari ini kita tetap berharap kepada Tuhan semoga beroleh kekuatan dalam menjalani hari demi hari. Tetapi ada banyak di antara orang Nasrani yang masih bertanya-tanya dalam hati, "Benarkah Tuhan akan memulihkan dan memberkati hidupku? Benarkah janji-janji Tuhan yang tertulis di Bibel ini akan digenapi, ataukah tak lebih dari sekedar teori?" Pertanyaan-pertanyaan yang mengindikasikan keragu-raguan, kebimbangan dan ketidakpercayaan, yang keluar dari verbal orang percaya ialah hal yang sangat ditunggu-tunggu Iblis. Semakin orang ragu dan bimbang terhadap firman Tuhan semakin memuluskan jalan bagi Iblis untuk melancarkan serangan dan menghancurkan kehidupannya.
Bileam berasal dari Petor, di tepi sungai Efrat. Ia bekerja sebagai penenung dan dari pekerjaannya ini beliau beroleh upah. Suatu dikala Bileam diminta oleh Balak (raja Moab) untuk mengucapkan kutuk atas bangsa Israel. Tetapi kuasa Tuhan bekerja dalam diri Bileam sehingga beliau menolak secara tegas undangan Balak ini. Ia menegaskan bahwa jikalau Tuhan telah memberkati bangsa Israel, tak seorang pun sanggup mengubahnya: "Bagaimanakah saya menyerapah yang tidak diserapah Allah? Bagaimanakah saya mengutuk yang tidak dikutuk TUHAN?" (Bilangan 23:8), "...dan apabila Dia memberkati, maka saya tidak sanggup membalikkannya." (Bilangan 23:20).
Jika Bileam mau melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Balak, kemungkinan besar beliau akan mendapat imbalan yang nilainya sangat menggiurkan. Tetapi Bileam menjawab, "Sekalipun Balak memperlihatkan kepadaku emas dan perak seistana penuh, saya tidak akan sanggup berbuat sesuatu, yang kecil atau yang besar, yang melanggar titah TUHAN, Allahku." (Bilangan 22:18). Tuhan telah berjanji kepada bangsa Israel untuk memberkati dan melindungi mereka apabila mereka mau mendengarkan firman-Nya dan hidup dalam ketaatan (Ulangan 28:1-14).
Tuhan tidak pernah ingkar dengan apa yang telah dijanjikan-Nya, jikalau Ia berjanji untuk memberkati, tak seorang pun sanggup menggagalkan rencana-Nya!