Sukacita Terbesar: Menderita Bagi Kristus (2)
Disadur dari , edisi 20 Februari 2018
Baca: Kolose 1:24-29
"Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan kiprah yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu," Kolose 1:25
Asalkan orang-orang diselamatkan, semakin mengenal Kristus, dan bertumbuh remaja di dalam iman, Paulus bersukacita, sekalipun ia sendiri harus menderita. "Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; kalau kami dihibur, maka hal itu yaitu untuk penghiburan kamu, sehingga kau beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama menyerupai yang kami derita juga." (2 Korintus 1:6).
Paulus menyatakan bahwa penderitaan yang dialaminya "...menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat." (Kolose 1:24). Apa maksudnya? Masih kurangkah penderitaan yang ditanggung oleh Kristus untuk menebus kita? Tidak. Apa yang Kristus perbuat bagi keselamatan kita itu sudah sempurna. Tercermin dari perkataan Kristus sendiri di kayu salib, "Sudah selesai." (Yohanes 19:30), dan Dia yaitu korban yang sempurna. "...betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang infinit telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat," (Ibrani 9:14) dan "...kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kau warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama menyerupai darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). Kata dalam dagingku menunjuk pada badan jasmani rasul Paulus. Penderitaan yang dialami badan Paulus (dicambuk, dipukuli, dianiaya) tidak berkaitan eksklusif dengan dirinya sendiri, melainkan alasannya yaitu pelayanannya terhadap jemaat Kristus. Dalam hal ini rasul Paulus menempatkan dirinya sebagai wakil Kristus terhadap jemaat. Sesungguhnya penderitaan itu yaitu juga penderitaan Kristus.
Melayani Kristus tidak sanggup dipisahkan dari melayani jemaat-Nya (jiwa-jiwa). Dengan demikian bila orang mau menjadi pelayan Kristus, maka ia pun harus melayani jiwa-jiwa dengan sepenuhnya demi Dia, sekalipun harus menanggung penderitaan.
"Sebab saya yakin, bahwa penderitaan zaman kini ini tidak sanggup dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." Roma 8:18
Baca: Kolose 1:24-29
"Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan kiprah yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu," Kolose 1:25
Asalkan orang-orang diselamatkan, semakin mengenal Kristus, dan bertumbuh remaja di dalam iman, Paulus bersukacita, sekalipun ia sendiri harus menderita. "Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; kalau kami dihibur, maka hal itu yaitu untuk penghiburan kamu, sehingga kau beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama menyerupai yang kami derita juga." (2 Korintus 1:6).
Paulus menyatakan bahwa penderitaan yang dialaminya "...menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat." (Kolose 1:24). Apa maksudnya? Masih kurangkah penderitaan yang ditanggung oleh Kristus untuk menebus kita? Tidak. Apa yang Kristus perbuat bagi keselamatan kita itu sudah sempurna. Tercermin dari perkataan Kristus sendiri di kayu salib, "Sudah selesai." (Yohanes 19:30), dan Dia yaitu korban yang sempurna. "...betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang infinit telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat," (Ibrani 9:14) dan "...kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kau warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama menyerupai darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). Kata dalam dagingku menunjuk pada badan jasmani rasul Paulus. Penderitaan yang dialami badan Paulus (dicambuk, dipukuli, dianiaya) tidak berkaitan eksklusif dengan dirinya sendiri, melainkan alasannya yaitu pelayanannya terhadap jemaat Kristus. Dalam hal ini rasul Paulus menempatkan dirinya sebagai wakil Kristus terhadap jemaat. Sesungguhnya penderitaan itu yaitu juga penderitaan Kristus.
Melayani Kristus tidak sanggup dipisahkan dari melayani jemaat-Nya (jiwa-jiwa). Dengan demikian bila orang mau menjadi pelayan Kristus, maka ia pun harus melayani jiwa-jiwa dengan sepenuhnya demi Dia, sekalipun harus menanggung penderitaan.
"Sebab saya yakin, bahwa penderitaan zaman kini ini tidak sanggup dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." Roma 8:18