Berlaku Arogan Niscaya Direndahkan
Disadur dari , edisi 12 April 2019
Baca: Obaja 1:7
"Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau, ya engkau yang tinggal di liang-liang batu, di kawasan kediamanmu yang tinggi; engkau yang berkata dalam hatimu: 'Siapakah yang sanggup menurunkan saya ke bumi?'" Obaja 1:3
Kitab Obaja ialah kitab terpendek dalam Perjanjian Lama lantaran hanya terdiri dari 1 pasal (21 ayat). Obaja mendapat penglihatan dari Tuhan dan bernubuat perihal kehancuran dan penghukuman Tuhan terhadap bangsa Edom, yang ialah keturunan dari Esau. Sementara bangsa Israel ialah keturunan dari saudara kembarnya, yaitu Yakub.
Mengapa Tuhan menghukum bangsa Edom? Karena mereka berlaku congkak dan memandang rendah bangsa Israel. Edom secara geografis merupakan negeri yang aman, besar lengan berkuasa dan terlindung. Secara teori kecil kemungkinan sanggup diserang oleh bangsa lain. Itulah sebabnya mereka membangga-banggakan diri dan berpikir tak akan ada bangsa lain yang sanggup mengalahkannya. Mereka lupa bahwa keangkuhan atau kecongkakan ialah kebencian di mata Tuhan. Tuhan sangat menentang keras orang yang berlaku congkak, tetapi Ia mengasihani orang yang rendah hati (Yakobus 4:6b). Bangsa atau orang yang bertumbuh menjadi besar lengan berkuasa dan beroleh peninggian dari Tuhan seharusnya semakin merendahkan diri di hadapan penciptanya, alasannya ialah di luar Tuhan kita ini tidak sanggup berbuat apa-apa. "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan." (Amsal 16:18), "Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, agar kau ditinggikan-Nya pada waktunya." (1 Petrus 5:6).
Sekarang ini dunia dipenuhi dengan roh keangkuhan! Banyak orang membusungkan dada dengan membangga-banggakan kepintaran, kehebatan, prestasi, kekuatan, uang, harta, kesuksesan, jabatan dan sebagainya. Bibel menasihati: "Janganlah memuji diri lantaran esok hari, lantaran engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu." (Amsal 27:1). Kalau bukan lantaran Tuhan tak mungkin kita sanggup mempertahankan keadaan kita, dan apa yang kita punyai hari ini belum tentu besok masih ada, alasannya ialah kekayaan dan kejayaan sanggup lenyap dalam seketika. Karena itu jadikan Tuhan sebagai kawasan sandaran hidup ini, bukan yang lain, dan milikilah kerendahan hati.
Dengan mengakui Tuhan sebagai sumber segala sesuatu, dan apa pun yang kita miliki ialah berasal dari-Nya, maka kita akan terhindar dari sifat congkak!
Baca: Obaja 1:7
"Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau, ya engkau yang tinggal di liang-liang batu, di kawasan kediamanmu yang tinggi; engkau yang berkata dalam hatimu: 'Siapakah yang sanggup menurunkan saya ke bumi?'" Obaja 1:3
Kitab Obaja ialah kitab terpendek dalam Perjanjian Lama lantaran hanya terdiri dari 1 pasal (21 ayat). Obaja mendapat penglihatan dari Tuhan dan bernubuat perihal kehancuran dan penghukuman Tuhan terhadap bangsa Edom, yang ialah keturunan dari Esau. Sementara bangsa Israel ialah keturunan dari saudara kembarnya, yaitu Yakub.
Mengapa Tuhan menghukum bangsa Edom? Karena mereka berlaku congkak dan memandang rendah bangsa Israel. Edom secara geografis merupakan negeri yang aman, besar lengan berkuasa dan terlindung. Secara teori kecil kemungkinan sanggup diserang oleh bangsa lain. Itulah sebabnya mereka membangga-banggakan diri dan berpikir tak akan ada bangsa lain yang sanggup mengalahkannya. Mereka lupa bahwa keangkuhan atau kecongkakan ialah kebencian di mata Tuhan. Tuhan sangat menentang keras orang yang berlaku congkak, tetapi Ia mengasihani orang yang rendah hati (Yakobus 4:6b). Bangsa atau orang yang bertumbuh menjadi besar lengan berkuasa dan beroleh peninggian dari Tuhan seharusnya semakin merendahkan diri di hadapan penciptanya, alasannya ialah di luar Tuhan kita ini tidak sanggup berbuat apa-apa. "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan." (Amsal 16:18), "Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, agar kau ditinggikan-Nya pada waktunya." (1 Petrus 5:6).
Sekarang ini dunia dipenuhi dengan roh keangkuhan! Banyak orang membusungkan dada dengan membangga-banggakan kepintaran, kehebatan, prestasi, kekuatan, uang, harta, kesuksesan, jabatan dan sebagainya. Bibel menasihati: "Janganlah memuji diri lantaran esok hari, lantaran engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu." (Amsal 27:1). Kalau bukan lantaran Tuhan tak mungkin kita sanggup mempertahankan keadaan kita, dan apa yang kita punyai hari ini belum tentu besok masih ada, alasannya ialah kekayaan dan kejayaan sanggup lenyap dalam seketika. Karena itu jadikan Tuhan sebagai kawasan sandaran hidup ini, bukan yang lain, dan milikilah kerendahan hati.
Dengan mengakui Tuhan sebagai sumber segala sesuatu, dan apa pun yang kita miliki ialah berasal dari-Nya, maka kita akan terhindar dari sifat congkak!