Ketaatan Kristus: Contoh Orang Percaya
Disadur dari , edisi 1 Mei 2019
Baca: Ibrani 5:1-10
"Dan sekalipun Ia ialah Anak, Ia telah berguru menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya," Ibrani 5:8
Pada dasarnya insan sulit untuk taat kepada kehendak Tuhan. Bahkan perilaku tak mau taat tersebut sudah ditunjukkan oleh insan pertama yaitu Adam dan Hawa. Tuhan berfirman: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi ihwal buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, ...Jangan kau makan ataupun raba buah itu, nanti kau mati." (Kejadian 3:2-3). Tetapi Adam dan Hawa tergoda oleh bujuk rayu si ular (Iblis) sehingga jadinya mereka memakan buah yang dihentikan oleh Tuhan. Inilah benih ketidaktaatan yang telah Adam wariskan, sehingga "...oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa," (Roma 5:19).
Perubahan menjadi orang taat tidak terjadi dalam semalam, butuh proses dan ada harga yang harus dibayar. Bila diiming-imingi dengan hadiah, bonus, dijanjikan sesuatu yang menggiurkan, atau saat segala sesuatu berjalan dengan lancar dan baik-baik saja, mungkin orang mau taat. Tapi bila keadaan sedang tidak baik, diperhadapkan dengan masalah, kesesakan atau penderitaan, masihkah kita mau taat? Ayat nas menyatakan bahwa Kristus sendiri berguru taat melalui penderitaan yang dialami-Nya. Sekalipun harus menderita aniaya, kritikan dan penghinaan, Kristus tetap taat kepada kehendak Bapa, "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat hingga mati, bahkan hingga mati di kayu salib." (Filipi 2:8).
Ketika diperhadapkan dengan problem dan penderitaan, banyak orang Nasrani tidak bisa mendapatkan keadaan tersebut, mereka murka dan komplain kepada Tuhan. "Aku sudah melaksanakan kehendak Tuhan, tapi mengapa problem dan penderitaan masih saja kualami?" Kemudian mereka memberontak kepada Tuhan dan tak lagi mau taat kepada kehendak Tuhan. Perhatikan! Karena taat melaksanakan kehendak Bapa dan bahkan taat hingga mati di kayu salib, jadinya Kristus beroleh peninggian dari Bapa: "...mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama," (Filipi 2:9). Di balik penderitaan ada kemuliaan dinyatakan, dan semua diawali dengan ketaatan.
Sesulit apa pun keadaannya, belajarlah untuk tetap taat kepada kehendak Tuhan; kalau kita bisa bertahan, kemuliaan-Nya niscaya dinyatakan atas hidup kita.
Baca: Ibrani 5:1-10
"Dan sekalipun Ia ialah Anak, Ia telah berguru menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya," Ibrani 5:8
Pada dasarnya insan sulit untuk taat kepada kehendak Tuhan. Bahkan perilaku tak mau taat tersebut sudah ditunjukkan oleh insan pertama yaitu Adam dan Hawa. Tuhan berfirman: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi ihwal buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, ...Jangan kau makan ataupun raba buah itu, nanti kau mati." (Kejadian 3:2-3). Tetapi Adam dan Hawa tergoda oleh bujuk rayu si ular (Iblis) sehingga jadinya mereka memakan buah yang dihentikan oleh Tuhan. Inilah benih ketidaktaatan yang telah Adam wariskan, sehingga "...oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa," (Roma 5:19).
Perubahan menjadi orang taat tidak terjadi dalam semalam, butuh proses dan ada harga yang harus dibayar. Bila diiming-imingi dengan hadiah, bonus, dijanjikan sesuatu yang menggiurkan, atau saat segala sesuatu berjalan dengan lancar dan baik-baik saja, mungkin orang mau taat. Tapi bila keadaan sedang tidak baik, diperhadapkan dengan masalah, kesesakan atau penderitaan, masihkah kita mau taat? Ayat nas menyatakan bahwa Kristus sendiri berguru taat melalui penderitaan yang dialami-Nya. Sekalipun harus menderita aniaya, kritikan dan penghinaan, Kristus tetap taat kepada kehendak Bapa, "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat hingga mati, bahkan hingga mati di kayu salib." (Filipi 2:8).
Ketika diperhadapkan dengan problem dan penderitaan, banyak orang Nasrani tidak bisa mendapatkan keadaan tersebut, mereka murka dan komplain kepada Tuhan. "Aku sudah melaksanakan kehendak Tuhan, tapi mengapa problem dan penderitaan masih saja kualami?" Kemudian mereka memberontak kepada Tuhan dan tak lagi mau taat kepada kehendak Tuhan. Perhatikan! Karena taat melaksanakan kehendak Bapa dan bahkan taat hingga mati di kayu salib, jadinya Kristus beroleh peninggian dari Bapa: "...mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama," (Filipi 2:9). Di balik penderitaan ada kemuliaan dinyatakan, dan semua diawali dengan ketaatan.
Sesulit apa pun keadaannya, belajarlah untuk tetap taat kepada kehendak Tuhan; kalau kita bisa bertahan, kemuliaan-Nya niscaya dinyatakan atas hidup kita.