Jangan Lagi Mencemarkan Diri

Disadur dari , edisi 6 Mei 2019

Baca:  1 Tesalonika 4:1-12

"Allah memanggil kita bukan untuk melaksanakan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus."  1 Tesalonika 4:7

Berada di zona nyaman  (comfort zone)  seringkali menciptakan seseorang menjadi lengah atau terlena.  Jika tak waspada dan berjaga-jaga, cepat atau lambat, dapat membuatnya jatuh.  Dunia ketika ini benar-benar menciptakan nyaman secara daging alasannya yakni dunia sedang gencar mengatakan segala kenikmatan dan kesenangan yang menggiurkan, sehingga banyak orang terpengaruhi untuk merasakannya.  Berhati-hatilah!  Di balik kenyamanan, kenikmatan dan kesenangan ini ada ancaman yang sedang mengancam kehidupan semua orang.

     Ketika Yusuf sudah keluar dari penjara dan pindah ke rumah Potifar, keadaan nampak makin membaik dan semakin nyaman.  Tak pernah terbersit sedikit pun dalam benak Yusuf bahwa justru di rumah Potifar yang begitu nyaman itu ada ancaman yang sedang mengancam hidupnya.  "Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, kemudian katanya: 'Marilah tidur dengan aku.'"  (Kejadian 39:7).  Ia menjadi incaran dari isteri Potifar yang berusaha untuk menarik hati dan membujuknya biar mau menuruti hasratnya.  Reaksi Yusuf sungguh di luar dugaan!  Yusuf secara tegas menolak usul isteri tuannya itu dan menentukan untuk lari dan menjauh demi mempertahankan kesucian hidupnya.  Itu artinya Yusuf tidak mau berkompromi atau mencemarkan diri dengan hal-hal yang cemar, padahal ia punya kesempatan besar untuk melakukan, alasannya yakni tidak ada orang yang melihatnya.  Ini yakni bukti bahwa Yusuf lebih menentukan untuk takut akan Tuhan daripada takut kepada manusia.  Kualitas hidup Yusuf benar-benar teruji, baik itu di hadapan insan maupun di hadapan Tuhan.

     Firman Tuhan keras mengingatkan:  "...percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus."  (Efesus 5:3).  Ketika dihadapkan pada godaan dan kecemaran, tidak ada jalan lain, selain lari menjauh, menyerupai yang dilakukan Yusuf.  Jika tidak, kita akan  "...diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila impian itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut."  (Yakobus 1:14-15).

Orang percaya harus bersikap tegas dan tidak melaksanakan kompromi sedikit pun dengan segala bentuk kecemaran dunia!