Perempuan Sunem: Tak Sia-Sia Melayani Yang Kuasa (1)
Disadur dari , edisi 6 April 2019
Baca: 2 Raja-Raja 4:8-37
"Sesungguhnya saya sudah tahu bahwa orang yang selalu tiba kepada kita itu yaitu abdi Allah yang kudus." 2 Raja-Raja 4:9
Keadaan yang serba cukup, semua serba nyaman, berkelimpahan atau kaya secara bahan seringkali menciptakan orang menjadi lupa diri. Tidak sedikit dari mereka yang kesannya mengabaikan perkara-perkara rohani dan tidak lagi hidup mengandalkan Tuhan. Melayani Tuhan dianggap sebagai hal yang tak penting, hanya buang-buang waktu dan tenaga. Mereka juga merasa sayang jikalau harus berkorban untuk pekerjaan Tuhan, alasannya yaitu hati mereka telah menempel dan terpaut kepada materi (harta).
Perempuan Sunem yang dikisahkan dalam Bibel ini, bukanlah orang yang berekonomi lemah, tapi merupakan orang yang 'berada', tapi ia tidak hitung-hitungan dengan Tuhan. Ia begitu menyayangi Tuhan dan mempunyai kerinduan besar untuk melayani pekerjaan Tuhan. Dengan berkat kekayaan yang dimiliki ia melayani Tuhan menyerupai ada tertulis: "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu," (Amsal 3:9). Salah satu bukti kasihnya kepada Tuhan dan pekerjaan-Nya yaitu ia mengajak suaminya untuk menciptakan sebuah kamar atau ruangan khusus di rumahnya yang ia peruntukkan bagi hamba Tuhan yang singgah ke rumahnya. Inilah hidup yang menjadi teladan bagi orang lain. Teladan (bahasa Yunani tupos) artinya: model, pola, contoh. Jika wanita Sunem ini tidak terlebih dahulu mengatakan teladan hidup kepada suaminya, sulit rasanya ia sanggup mengajak atau memengaruhi suaminya untuk mendukung pelayanan Tuhan ini.
Bibel menyatakan bahwa setiap orang yang mengatakan kasih, perhatian atau menyambut hamba Tuhan (utusan-Nya) dengan baik, niscaya Tuhan perhitungkan. Mereka akan mendapatkan upah untuk setiap korban dan jerih lelahnya. "Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan mendapatkan upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan mendapatkan upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, alasannya yaitu ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya." (Matius 10:40-42).
Baca: 2 Raja-Raja 4:8-37
"Sesungguhnya saya sudah tahu bahwa orang yang selalu tiba kepada kita itu yaitu abdi Allah yang kudus." 2 Raja-Raja 4:9
Keadaan yang serba cukup, semua serba nyaman, berkelimpahan atau kaya secara bahan seringkali menciptakan orang menjadi lupa diri. Tidak sedikit dari mereka yang kesannya mengabaikan perkara-perkara rohani dan tidak lagi hidup mengandalkan Tuhan. Melayani Tuhan dianggap sebagai hal yang tak penting, hanya buang-buang waktu dan tenaga. Mereka juga merasa sayang jikalau harus berkorban untuk pekerjaan Tuhan, alasannya yaitu hati mereka telah menempel dan terpaut kepada materi (harta).
Perempuan Sunem yang dikisahkan dalam Bibel ini, bukanlah orang yang berekonomi lemah, tapi merupakan orang yang 'berada', tapi ia tidak hitung-hitungan dengan Tuhan. Ia begitu menyayangi Tuhan dan mempunyai kerinduan besar untuk melayani pekerjaan Tuhan. Dengan berkat kekayaan yang dimiliki ia melayani Tuhan menyerupai ada tertulis: "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu," (Amsal 3:9). Salah satu bukti kasihnya kepada Tuhan dan pekerjaan-Nya yaitu ia mengajak suaminya untuk menciptakan sebuah kamar atau ruangan khusus di rumahnya yang ia peruntukkan bagi hamba Tuhan yang singgah ke rumahnya. Inilah hidup yang menjadi teladan bagi orang lain. Teladan (bahasa Yunani tupos) artinya: model, pola, contoh. Jika wanita Sunem ini tidak terlebih dahulu mengatakan teladan hidup kepada suaminya, sulit rasanya ia sanggup mengajak atau memengaruhi suaminya untuk mendukung pelayanan Tuhan ini.
Bibel menyatakan bahwa setiap orang yang mengatakan kasih, perhatian atau menyambut hamba Tuhan (utusan-Nya) dengan baik, niscaya Tuhan perhitungkan. Mereka akan mendapatkan upah untuk setiap korban dan jerih lelahnya. "Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan mendapatkan upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan mendapatkan upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, alasannya yaitu ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya." (Matius 10:40-42).