Rasul Paulus: Memberi Pola Hidup

Disadur dari , edisi 23 Maret 2019

Baca:  Filipi 4:2-9

"Dan apa yang telah kau pelajari dan apa yang telah kau terima, dan apa yang telah kau dengar dan apa yang telah kau lihat padaku, lakukanlah itu."  Filipi 4:9

Adalah hal yang bijak bila kita mau berguru dari pengalaman hidup orang lain, terutama berkenaan dengan proses hidupnya dalam meraih keberhasilan.  Kita pun juga sanggup mengambil sisi positif  (hikmah)  di balik kegagalan yang orang lain alami.  Itulah sebabnya Bibel secara lengkap menulis perihal perjalanan hidup tokoh-tokoh besar yang berhasil menggenapi rencana Tuhan dalam hidupnya, tak ketinggalan juga mengungkap perihal kegagalan tokoh-tokoh tertentu dalam menggenapi rencana Tuhan.

     Rasul Paulus ialah orang yang berhasil menggenapi rencana Tuhan dalam hidupnya.  Ia layak menjadi tumpuan atau panutan bagi para pelayan Tuhan atau pemimpin rohani.  Mengapa kita harus meneladani rasul Paulus?  Karena beliau ialah orang yang tidak hanya sekedar mengajarkan kebenaran kepada orang lain secara teori, tapi beliau juga hidup dalam kebenaran itu sendiri.  Rasul Paulus taat melaksanakan kehendak Tuhan  (pelaku firman).  Ini sangat kontradiktif dengan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang hanya mahir berteori:  "...mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya."  (Matius 23:3).  Karena itu patutlah kita mengikuti jejak Paulus yaitu hidup dalam ketaatan.

     Dalam mengerjakan panggilan Tuhan sebagai pemberita Injil Paulus tidak melakukannya dengan setengah-setengah, tapi totalitas.  Ia rela menderita bagi Injil Kristus, bahkan nyawa pun rela dipertaruhkan.  "...aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja saya sanggup mencapai garis final dan menuntaskan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku..."  (Kisah 20:24), dan  "...aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, agar setelah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan saya sendiri ditolak."  (1 Korintus 9:27).  Sekalipun harus diperhadapkan dengan banyak sekali tantangan, ujian, aniaya dan penderitaan, tak terbersit sedikit pun dalam pikiran Paulus untuk mundur atau berhenti memberitakan Injil.  Semangatnya untuk melayani Tuhan terus berkobar-kobar dan tak pernah padam.  Ia berprinsip:  "...bagiku hidup ialah Kristus dan mati ialah keuntungan. Tetapi jikalau saya harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah."  (Filipi 1:21-22).

Milikilah roh yang menyala-nyala dalam melayani Tuhan, ibarat rasul Paulus!