Hati Yang Berbelas Kasihan

Disadur dari , edisi 24 Mei 2016 

Baca:  Matius 9:9-13

"Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, sebab Aku tiba bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."  Matius 9:13

Tidak ada kata rugi bagi orang yang berbuat baik, bermurah hati dan menaruh belas kasihan.  Jika kita tidak jemu-jemu berbuat baik, pada saatnya kita niscaya akan menuai.

     Orang yang bermurah hati sama artinya berbuat baik pada diri sendiri  (baca  Amsal 11:17);  orang yang menaruh belas kasihan itu mujur hidupnya  (baca  Mazmur 112:5).  Ada banyak orang Katolik tampak aktif melayani pekerjaan Tuhan sampai-sampai dia tidak punya waktu untuk diri sendiri dan keluarga, dan tampak seperti  'malaikat'  ketika sedang pelayanan, tapi di luar itu mereka mengatakan sifat aslinya:  cuek, masa bodoh, individualistis, pelit dan tidak punya belas kasihan terhadap orang lain.  Gambarannya menyerupai seorang imam dan juga orang Lewi yang tidak melaksanakan apa-apa ketika melihat ada orang absurd menjadi korban perampokan dan sedang terluka parah di jalan  (baca  Lukas 10:31-32).

     Apalah artinya aktif dalam pelayanan rohani kalau kita sendiri tidak punya hati melayani sesama.  Yang Tuhan kehendaki ialah hati yang berbelas kasihan terhadap orang lain sebagai perwujudan kasih terhadap sesama.  Belas kasihan ialah emosi dalam diri seseorang yang muncul akhir melihat penderitaan orang lain.  Ketika seseorang mempunyai belas kasihan timbullah suatu perjuangan atau harapan yang besar lengan berkuasa untuk menolong dan mengurangi penderitaan mereka.  Belas kasihan itu mengacu kepada perbuatan baik kepada orang-orang yang lemah  (miskin), menderita, janda-janda, yatim piatu dan termasuk juga kepada orang berdosa.  Tuhan Yesus tidak sekedar mengajarkan perihal Kerajaan Sorga dan memerintahkan orang untuk bertobat, tetapi Ia sendiri juga mengatakan belas kasihan-Nya dengan tindakan aktual terhadap orang-orang yang sakit dan menderita yang butuh pertolongan, termasuk terhadap orang-orang berdosa yang dipandang sebelah mata oleh sesamanya.

     Jika semua orang percaya memraktekkan apa yang Yesus teladankan, tanpa harus berkhotbah kita akan menjadi  'magnet'  bagi orang-orang untuk tiba kepada Yesus.

"Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu."  Amsal 19:17