Kegagalan Bangsa Israel: Peringatan Bagi Kita (2)

Disadur dari , edisi 29 Mei 2016 

Baca:  Ibrani 3:7-19

"janganlah keraskan hatimu ibarat dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya."  Ibrani 3:8-9

Tak seorang pun dari kita mengingini kegagalan dalam hidup, baik itu dalam pekerjaan atau bisnis, atau dalam membangun mahligai rumah tangga, studi, kejuaraan olahraga dan sebagainya.  Kegagalan menjadi momok semua orang!  Gagal dalam bidang-bidang jasmaniah semacam ini mungkin dampaknya hanya untuk sementara waktu selama hidup di dunia ini, tetapi kalau gagal masuk ke kawasan perhentian kekal, gagal masuk di kemah awet yang Tuhan sediakan yaitu Kerajaan Sorga, ini ialah kegagalan total yang dampaknya kekal.

      Kegagalan sebagian besar umat Israel mencapai Tanah Perjanjian merupakan citra perjalanan hidup orang percaya dalam mencapai Kerajaan Sorga.  Kalau kita berlaku ibarat mereka yaitu melaksanakan hal-hal jahat, mengeraskan hati, menyembah berhala, bersungut-sungut, hidup dalam percabulan dan pemberontakan, Tuhan tidak akan mengijinkan kita masuk ke kawasan perhentian-Nya.  "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, lantaran Ia menghendaki biar jangan ada yang binasa, melainkan biar semua orang berbalik dan bertobat."  (2 Petrus 3:9).  Sesungguhnya Tuhan tidak menghendaki seorang pun dari umat-Nya binasa, melainkan Ia ingin semua orang mau berbalik ke jalan yang benar dan bertobat.  Namun semua kembali kepada keputusan dan pilihan kita masing-masing:  menyia-nyiakan keselamatan yang telah kita terima, atau tetap mengerjakan keselamatan dengan hati yang takut dan gentar, mempunyai roh yang menyala-nyala untuk melayani Tuhan dan setia kepada-Nya hingga akhir.

     "Pada hari ini, kalau kau mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu"  (Ibrani 3:7-8), biar kita tidak kehilangan berkat yang telah Tuhan sediakan bagi kita, lantaran kalau semuanya sudah terlambat, penyesalan pun tiada guna.

"setiap pelanggaran dan ketidaktaatan menerima jawaban yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu,"  Ibrani 2:2-3