Teguran Yang Mendatangkan Kebaikan
Disadur dari , edisi 16 Juni 2016
Baca: Amsal 19:1-29
"jikalau orang yang berpengertian ditegur, ia menjadi insaf." Amsal 19:25
Setiap orang niscaya pernah melaksanakan kesalahan atau pelanggaran, alasannya ialah nobody perfect. Akibatnya tentu kita tak luput dari teguran: ditegur orangtua, guru atau dosen, ditegur pimpinan di daerah kerja, ditegur oleh pemimpin rohani atau hamba Tuhan di gereja, bahkan ditegur sendiri oleh Tuhan. Adapun respons tiap-tiap orang ketika mendapatkan teguran itu berbeda-beda, ada yang sanggup mendapatkan dengan lapang dada, tapi tidak sedikit yang mengeraskan hati, tersinggung, murka dan bersikeras tidak mau mengakui kesalahan.
Teguran Tuhan terhadap umat-Nya ada aneka macam cara: melalui firman-Nya, masalah, bencana atau situasi yang terjadi. Meski demikian jangan selalu beranggapan bahwa ketika orang lain sedang mengalami duduk kasus berat atau sakit-penyakit artinya orang tersebut sedang ditegur Tuhan dikarenakan telah berbuat dosa. Tidak selalu menyerupai itu! Bila ketika ini kita mendapatkan teguran Tuhan dalam bentuk apa pun, belajarlah untuk tetap mengucap syukur, lantaran setiap teguran-Nya selalu mendatangkan kebaikan bagi kita: menciptakan hidup kita jauh lebih baik, memurnikan iman, dan bukti bahwa Dia sangat mencintai dan memedulikan kita. Justru ketika kita bebas dari teguran Tuhan berarti kita ini ialah bawah umur gampang. "karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Tetapi, jikalau kau bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kau bukanlah anak, tetapi bawah umur gampang." (Ibrani 12:6, 8). Sebagai bawah umur Tuhan sudah selayaknya kita mendapatkan didikan-Nya dalam bentuk teguran. Jangan sekali-kali berusaha lari dari teguran, sebab "Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat." (Amsal 10:17).
Petiklah pelajaran dari dongeng anak yang hilang yang menentukan hidup berdasarkan kehendak sendiri lantaran ia ingin hidup bebas dari teguran bapanya. Apa yang ia alami? Keadaannya tidak bertambah baik, malah semakin buruk; balasannya keadaanlah yang menegur dia. Seringkali ketika ada duduk kasus dan penderitaan yang berat barulah kita menyadari kesalahan kita.
"Siapa bersitegang leher, walaupun telah menerima teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa sanggup dipulihkan lagi." Amsal 29:1
Baca: Amsal 19:1-29
"jikalau orang yang berpengertian ditegur, ia menjadi insaf." Amsal 19:25
Setiap orang niscaya pernah melaksanakan kesalahan atau pelanggaran, alasannya ialah nobody perfect. Akibatnya tentu kita tak luput dari teguran: ditegur orangtua, guru atau dosen, ditegur pimpinan di daerah kerja, ditegur oleh pemimpin rohani atau hamba Tuhan di gereja, bahkan ditegur sendiri oleh Tuhan. Adapun respons tiap-tiap orang ketika mendapatkan teguran itu berbeda-beda, ada yang sanggup mendapatkan dengan lapang dada, tapi tidak sedikit yang mengeraskan hati, tersinggung, murka dan bersikeras tidak mau mengakui kesalahan.
Teguran Tuhan terhadap umat-Nya ada aneka macam cara: melalui firman-Nya, masalah, bencana atau situasi yang terjadi. Meski demikian jangan selalu beranggapan bahwa ketika orang lain sedang mengalami duduk kasus berat atau sakit-penyakit artinya orang tersebut sedang ditegur Tuhan dikarenakan telah berbuat dosa. Tidak selalu menyerupai itu! Bila ketika ini kita mendapatkan teguran Tuhan dalam bentuk apa pun, belajarlah untuk tetap mengucap syukur, lantaran setiap teguran-Nya selalu mendatangkan kebaikan bagi kita: menciptakan hidup kita jauh lebih baik, memurnikan iman, dan bukti bahwa Dia sangat mencintai dan memedulikan kita. Justru ketika kita bebas dari teguran Tuhan berarti kita ini ialah bawah umur gampang. "karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Tetapi, jikalau kau bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kau bukanlah anak, tetapi bawah umur gampang." (Ibrani 12:6, 8). Sebagai bawah umur Tuhan sudah selayaknya kita mendapatkan didikan-Nya dalam bentuk teguran. Jangan sekali-kali berusaha lari dari teguran, sebab "Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat." (Amsal 10:17).
Petiklah pelajaran dari dongeng anak yang hilang yang menentukan hidup berdasarkan kehendak sendiri lantaran ia ingin hidup bebas dari teguran bapanya. Apa yang ia alami? Keadaannya tidak bertambah baik, malah semakin buruk; balasannya keadaanlah yang menegur dia. Seringkali ketika ada duduk kasus dan penderitaan yang berat barulah kita menyadari kesalahan kita.
"Siapa bersitegang leher, walaupun telah menerima teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa sanggup dipulihkan lagi." Amsal 29:1