Teguran Yang Menyelamatkan
Disadur dari , edisi 27 Mei 2016
Baca: Yudas 1:17-23
"Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api." Yudas 22:23a
Menegur orang lain yang telah berbuat dosa atau melaksanakan kesalahan yaitu tanggung jawab kita sebagai orang percaya. Apabila teguran tersebut menciptakan orang tersebut meratapi perbuatannya dan kemudian bertobat, itu sama artinya kita telah menyelamatkan mereka dengan jalan merampas mereka dari api sebagaimana yang disampaikan oleh Tuhan Yesus, "Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali." (Matius 18:15b). Problemnya: ada banyak orang Nasrani yang bersikap cuek, masa terbelakang dan berlagak akal-akalan tidak tahu dikala melihat orang lain jatuh dalam dosa. Mereka berkata dalam hati: "Bukan urusan saya, resiko biar ditanggung sendiri." Firman Tuhan menyatakan, "...nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih sanggup dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kau yang menjadi tegar hatinya lantaran kebijaksanaan wangi dosa." (Ibrani 3:13).
Menegur orang yang berbuat dosa atau kesalahan membutuhkan kesabaran yang sangat ekstra dan kita pun harus peka terhadap situasi dan kondisinya, dihentikan sembarangan. Hal penting lain yang harus diperhatikan yaitu perilaku kita dalam menegur, berdoalah terlebih dahulu kepada Tuhan biar Ia memperlihatkan hikmat bagaimana kita harus berkata-kata, alasannya yaitu bila terlontar perkataan kasar, pedas dan menyakitkan, orang yang kita tegur bukannya akan menyadari kesalahannya dan kemudian bertobat, sebaliknya malah akan tersinggung, kecewa, sakit hati, dendam, kepahitan dan bisa-bisa ngambek, kemudian meninggalkan Tuhan.
Jika teguran dengan cara pertama yaitu di bawah empat mata ternyata mengalami kegagalan, cara lain yang sanggup kita tempuh adalah: "Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, kasus itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan kalau ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah beliau sebagai seorang yang tidak mengenal Allah..." (Matius 18:16-17a).
"Orang yang mengarahkan indera pendengaran kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak." Amsal 15:31
Baca: Yudas 1:17-23
"Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api." Yudas 22:23a
Menegur orang lain yang telah berbuat dosa atau melaksanakan kesalahan yaitu tanggung jawab kita sebagai orang percaya. Apabila teguran tersebut menciptakan orang tersebut meratapi perbuatannya dan kemudian bertobat, itu sama artinya kita telah menyelamatkan mereka dengan jalan merampas mereka dari api sebagaimana yang disampaikan oleh Tuhan Yesus, "Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali." (Matius 18:15b). Problemnya: ada banyak orang Nasrani yang bersikap cuek, masa terbelakang dan berlagak akal-akalan tidak tahu dikala melihat orang lain jatuh dalam dosa. Mereka berkata dalam hati: "Bukan urusan saya, resiko biar ditanggung sendiri." Firman Tuhan menyatakan, "...nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih sanggup dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kau yang menjadi tegar hatinya lantaran kebijaksanaan wangi dosa." (Ibrani 3:13).
Menegur orang yang berbuat dosa atau kesalahan membutuhkan kesabaran yang sangat ekstra dan kita pun harus peka terhadap situasi dan kondisinya, dihentikan sembarangan. Hal penting lain yang harus diperhatikan yaitu perilaku kita dalam menegur, berdoalah terlebih dahulu kepada Tuhan biar Ia memperlihatkan hikmat bagaimana kita harus berkata-kata, alasannya yaitu bila terlontar perkataan kasar, pedas dan menyakitkan, orang yang kita tegur bukannya akan menyadari kesalahannya dan kemudian bertobat, sebaliknya malah akan tersinggung, kecewa, sakit hati, dendam, kepahitan dan bisa-bisa ngambek, kemudian meninggalkan Tuhan.
Jika teguran dengan cara pertama yaitu di bawah empat mata ternyata mengalami kegagalan, cara lain yang sanggup kita tempuh adalah: "Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, kasus itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan kalau ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah beliau sebagai seorang yang tidak mengenal Allah..." (Matius 18:16-17a).
"Orang yang mengarahkan indera pendengaran kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak." Amsal 15:31