Ibadah Dan Pelayanan: Bukan Untuk Show Off

Disadur dari , edisi 21 Mei 2016 

Baca:  Matius 23:1-22

"Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud semoga dilihat orang; mereka menggunakan tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di kawasan terhormat dalam perjamuan dan di kawasan terdepan di rumah ibadat; mereka suka mendapatkan penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi."  Matius 23:5-7

Ada banyak sekali aktivitas keagamaan yang biasa dilakukan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi:  beribadah, berdoa, berpuasa, memberi sedekah, pelayanan dan sebagainya.  Secara kasat mata mereka yang tampak aktif dalam aktivitas kerohanian ibarat yang ditunjukkan oleh ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, orang akan menyebutnya sebagai orang yang religius atau sangat rohani.  Namun akan sangat disayangkan bila pelayanan atau kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut hanya dilakukan sebatas rutinitas, ibadah hanya  'kulit'  luar saja dan disertai dengan motivasi yang terselubung.

     Ibadah dan pelayanan yang biasa dilakukan oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi ternyata hanya bertujuan semoga dilihat orang, mencari kebanggaan dan hormat dari manusia.  Ibadah dan pelayanan model demikian takkan punya arti apa-apa di hadapan Tuhan.  Upah yang mereka terima pun tak lebih dari kebanggaan insan semata!  Tuhan Yesus memperingatkan:  "... jangan kau melaksanakan kewajiban agamamu di hadapan orang semoga dilihat mereka, lantaran jikalau demikian, kau tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga."  (Matius 6:1).  Mereka mengajar umat ihwal hukum-hukum Tuhan, tetapi mereka sendiri tidak melaksanakan firman yang diajarkan.  Apalah artinya fasih semua ayat-ayat di Bibel dan menguasai ilmu teologia bila kita tidak menjadi pelaku firman.  Itu sama artinya menipu diri sendiri!  Rasul Paulus berusaha begitu rupa:  "...aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, semoga sehabis memberitakan Injil kepada orang lain, jangan saya sendiri ditolak."  (1 Korintus 9:27), alasannya yaitu yang Tuhan kehendaki dari kita adalah  "...hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan."  (Matius 3:8).  Karena itu Tuhan Yesus mengecam mereka dengan keras,  "Celakalah kamu...!"

     Ibadah dan pelayanan yang benar harus disertai hati takut akan Tuhan, dibuktikan melalui ketaatan dan bertujuan untuk kemuliaan nama Tuhan, bukan diri sendiri.

Terhadap mereka yang hanya tampak  'suci'  dari luar, Tuhan menyebutnya sebagai orang-orang yang munafik.