Kehendak Ilahi Harus Utama

Disadur dari , edisi 22 Juni 2016 

Baca:  Mazmur 143:1-12

"Ajarlah saya melaksanakan kehendak-Mu, alasannya Engkaulah Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun saya di tanah yang rata!"  Mazmur 143:10

Apa yang selalu ada di pikiran Saudara dikala menjalani kehidupan sehari-hari?  Hal-hal duniawikah yang memenuhi pikiran Saudara, ataukah kita mengikuti nasihat rasul paulus:  "Pikirkanlah kasus yang di atas, bukan yang di bumi."  (Kolose 3:2).

     Ingatlah, arah hidup seseorang sangat ditentukan oleh contoh pikirnya!  Apa yang memenuhi pikiran kita akan memilih arah hidup kita.  Jika pikiran kita selalu dipenuhi hal-hal duniawi, perkataan dan tindakan kita akan terbentuk menjadi duniawi, yang kita pikirkan pun semata-mata perihal mengumpulkan harta duniawi, jabatan dan kekuasaan, padahal firman Tuhan memeringatkan dengan keras:  "Janganlah kau menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kau sanggup membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."  (Roma 12:2).

     Jika kita menginginkan Tuhan dan kehendak-Nya menjadi fokus dalam hidup ini maka kita harus mengisi pikiran kita dengan firman Tuhan setiap hari.  Mengapa kita harus menempatkan Tuhan dan kehendak-Nya sebagai yang terutama dalam hidup ini?  Supaya langkah hidup kita senantiasa dipimpin dan dituntun oleh Tuhan, alasannya jikalau kita melaksanakan segala sesuatu berdasarkan kehendak sendiri tanpa melibatkan Tuhan dan tanpa mengikuti kehendak-Nya, cepat atau lambat kita niscaya akan jatuh dan tersesat.  Oleh lantaran itu apa saja yang hendak kita kerjakan dan rencanakan biarlah kita serahkan sepenuhnya kepada kehendak Tuhan terlebih dahulu.  "Sebenarnya kau harus berkata: 'Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.'"  (Yakobus 4:15), alasannya tak seorang pun yang tahu apa yang ada di depannya, atau apa yang akan terjadi di kemudian hari.

     Sebagai pengikut Kristus sudah selayaknya kita meneladani Tuhan Yesus yang menempatkan kehendak Bapa sebagai yang terutama.  "...Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku."  (Yohanes 5:30).

Apakah yang menjadi fokus hidup Saudara?  Semata-mata hanya tertuju kepada perkara-perkara dunia, ataukah fokus kepada kehendak Tuhan?