Menjadi Penjaga Jiwa (1)

Disadur dari , edisi 18 Maret 2016 

Baca:  Yehezkiel 3:16-21

"Hai anak manusia, Aku telah tetapkan engkau menjadi penjaga kaum Israel. Bilamana engkau mendengarkan sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka atas nama-Ku."  Yehezkiel 3:17

Di zaman ibarat kini ini kebanyakan orang cenderung bersikap egois, mementingkan diri sendiri, tidak mempedulikan orang lain.  Sikapnya ibarat Kain dikala Tuhan bertanya kepadanya,  "Di mana Habel, adikmu itu?"  (Kejadian 4:9).  Dengan nada kesal Kain menjawab,  "Aku tidak tahu! Apakah saya penjaga adikku?"  (Kejadian 4:9).

     Sering kita jumpai banyak orang Nasrani yang begitu ulet melayani pekerjaan Tuhan, terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan rohani, tapi dalam kehidupan sehari-harinya mereka berlaku cuek, individualistis dan tidak peduli dengan orang lain, tidak mau direpotkan oleh orang lain, tidak mau  'bersentuhan'  dengan orang lain.  Jika demikian apalah artinya kita tampak rohani di gereja, bahkan beratribut sebagai pelayan Tuhan kalau kita tidak mau melayani jiwa-jiwa, atau tidak ada buah-buah yang kita hasilkan.  "Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya."  (Lukas 6:44a).

     Sebagaimana Yehezkiel dipanggil Tuhan untuk menjadi  'penjaga'  Israel, demikian pula setiap orang percaya.  Menjadi  'penjaga'  bagi orang lain berarti mempraktekkan kasih ibarat yang Tuhan Yesus teladankan;  menjadi  'penjaga'  bagi orang lain berarti peduli terhadap keselamatan orang lain.  Menjadi  'penjaga'  bagi orang lain tidak harus selalu berkorban uang atau materi, tapi termasuk juga menunjukkan perhatian, waktu, tenaga dan pikiran untuk mereka.  Kita dipanggil Tuhan untuk menjadi  'penjaga'  atas siapa saja?  Atas orang yang hidup menyimpang dari kebenaran  (yaitu jahat).  Tuhan berkata,  "Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau niscaya dieksekusi mati! --dan engkau tidak memperingatkan beliau atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, semoga ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu."  (Yehezkiel 3:18).  Bila ada orang-orang di sekitar kita yang hidup dalam kejahatan, kita yang tahu akan kebenaran mempunyai tanggung jawab untuk menasihati, menegur dan memeringatkan mereka semoga mereka segera bertobat dan meninggalkan kejahatannya, bukan malah bersikap masa bodoh.  (Bersambung)