Jangan Malas Berdoa

Disadur dari , edisi 21 Juni 2016 

Baca:  Mazmur 141:1-10

"Biarlah doaku yakni bagi-Mu menyerupai persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat menyerupai persembahan korban pada waktu petang."  Mazmur 141:2

Doa bukan hanya berbicara ihwal setumpuk permohonan dan undangan yang kita sampaikan kepada Tuhan, atau perilaku badan kita ketika berdoa, tetapi yang terutama sekali yakni perilaku hati kita ketika mencari Tuhan.

     Berdoa gotong royong yakni hal yang sangat gampang dilakukan siapa pun, tetapi tidak semua orang mau melakukannya kecuali ketika sedang terdesak persoalan berat, di mana ketika itulah orang mengerahkan kekuatan begitu rupa, rela bangkit tengah malam dan duduk bersimpuh berdoa dan meratap.  "Ya TUHAN, saya memanggil nama-Mu dari dasar lobang yang dalam. Engkau mendengar suaraku! Janganlah Kaututupi telinga-Mu terhadap kesahku dan teriak tolongku!"  (Ratapan 3:55-56).  Doa benar-benar mendorong kita fokus kepada Tuhan dan mengarahkan pandangan hanya kepada-Nya.  Kita sanggup menonton televisi selama berjam-jam tanpa merasa ngantuk dan capai, kita sanggup menyediakan waktu menyalurkan hobi dan window shopping ke mal, tetapi kita seringkali mengabaikan jam-jam doa, kita mengalami kesulitan menyediakan waktu hanya beberapa menit saja untuk berdoa.  Kita tidak tahan dan tidak betah berlama-lama untuk berdoa, padahal kekuatan orang percaya terletak di dalam doa.

     Ketika mendapati Petrus dan kedua anak Zebedeus sedang tertidur ketika diajak menemani-Nya berdoa di taman Getsemani, berkatalah Tuhan Yesus kepada mereka,  "Tidakkah kau sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kau jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."  (Matius 26:40-41).

     Kemalasan dan kenyamanan seringkali menjadi faktor penghalang kita untuk bertemu Tuhan dan juga sebagai penghambat berkat-berkat Tuhan!  Kemalasan dan kenyamanan secara daging harus dilawan, tidak sanggup dibiarkan!  Jangan hingga kita menempatkan doa di urutan kesekian dalam hidup ini, alasannya yakni doa yakni basis utama segala berkat-berkat Tuhan yang telah disediakan-Nya.

Yakobus menegaskan,  "Doa orang yang benar, jikalau dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  Yakobus 5:16b