Hidup Insan Ibarat Uap

Disadur dari , edisi 2 Maret 2016 

Baca:  Lukas 12:13-21

"Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?"  Lukas 12:20

Manusia ialah makhluk yang terbatas kekuatan dan kemampuannya.  Bukti positif keterbatasan insan ialah memprediksi apa yang akan terjadi.  Jangankan minggu, bulan atau tahun, dalam hitungan detik, menit dan jam saja insan tidak tahu apa yang akan terjadi didepannya.  "...sedang kau tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama menyerupai uap yang sebentar saja kelihatan kemudian lenyap."  (Yakobus 4:14).  Selain tidak tahu apa yang akan terjadi, insan juga tidak tahu kapan hari maut akan menjemput.  Hidup insan di dunia ini hanyalah menyerupai uap, yang sebentar ada dan berlalunya teramat cepat.

     Banyak orang berpikir bahwa maut ialah selesai segalanya.  Salah besar!  Setelah kematian, insan masih akan dihadapkan pada kekekalan, baik itu kebinasaan infinit atau kehidupan kekal.  Ketika seseorang hidup sembrono dan hanya disibukkan dengan segala urusan duniawi tanpa mempedulikan perkara-perkara rohani, itu ialah tanda bahwa ia menganggap remeh kekekalan sesudah kematian.  Padahal semua yang ada di dunia ini hanyalah sementara.  Keberhasilan dan kejayaan hidup semasa di dunia tidak menjamin seseorang akan berhasil dan berjaya dalam kekekalan.  Apalah gunanya berlimpah harta di dunia bila kita tidak kaya  (miskin)  di hadapan Tuhan.  Inilah yang terjadi pada diri orang kaya yang bodoh, yang lupa bahwa maut sewaktu-waktu sanggup menjemputnya.  "Karena insan tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan menyerupai burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah bawah umur insan terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba."  (Pengkhotbah 9:12).

     Jika kita menyadari bahwa hidup ini singkat kita niscaya berusaha untuk hidup berkenan kepada Tuhan.  Setiap hari yang kita lakukan dan perbuat ialah bagaimana kita melaksanakan hal-hal yang baik.  "Jadi jikalau seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa."  (Yakobus 4:17).

Bila kita menjalani hidup dengan hati yang takut akan Tuhan kita tidak akan takut akan hari esok, bahkan maut pun menjadi suatu laba di dalam Kristus!