Kegagalan Bangsa Israel: Peringatan Bagi Kita (1)
Disadur dari , edisi 28 Mei 2016
Baca: 1 Korintus 10:1-14
"Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai referensi dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman final telah tiba." 1 Korintus 10:11
Bangsa Israel ialah bangsa pilihan Tuhan untuk menjadi jago waris anugerah-Nya sehingga keberadaannya dibutuhkan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain, sebagaimana kesepakatan Tuhan kepada Abraham: "...olehmu semua kaum di muka bumi akan menerima berkat." (Kejadian 12:3b). Apa yang Tuhan janjikan terbukti ditepati-Nya, maka diberkatilah Ishak, Yakub (yang disebut 'Israel') dan ke-12 suku yang ada. Tidak berhenti hingga di situ, Tuhan juga melepaskan mereka dari perbudakan di Mesir dan memimpin mereka menuju ke Tanah Perjanjian, "...suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya," (Keluaran 3:8).
Kendatipun demikian mereka tidak merespons anugerah Tuhan ini dengan perilaku hati yang benar, terbukti mereka terus-menerus mengeluh, bersungut-sungut, menggerutu dan memberontak di sepanjang perjalanan menuju Tanah Perjanjian, sampai-sampai Tuhan menyebut mereka tegar tengkuk (baca Keluaran 32:9), padahal mereka telah mengecap berkat-berkat Tuhan yang luar biasa, namun gagal menyenangkan hati Tuhan. Karena memberontak tersebut mereka harus melalui jalan berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun. Bukan hanya itu, sebagian besar mengalami kebinasaan di padang gurun sebelum mencapai Tanah Perjanjian. Kegagalan ini bukan disebabkan oleh Tuhan, melainkan mereka sendiri yang mengeraskan hati dan tidak mau taat kepada Tuhan walaupun selama 40 tahun telah melihat perbuatan-perbuatan Tuhan yang dahsyat. Tuhan sudah menyatakan mujizat-Nya biar mereka mau dengar-dengaran, tetapi mereka menentukan untuk tidak percaya dan tetap mengeraskan hati, artinya kehendak bebas dan pilihan hidup tiap-tiap individu memegang peranan penting: taat dan tidak taat, dengar-dengaran atau mengeraskan hati.
Ketidaktaatan yang menjadikan sebagian besar bangsa Israel gagal mencapai Kanaan ialah sebuah pelajaran berharga dan peringatan bagi kita biar terhindar dari kegagalan; semuanya bergantung pada keputusan dan pilihan hidup yang kita ambil.
Ketidaktaatan kepada Tuhan ialah penyebab utama kegagalan bangsa Israel!
Baca: 1 Korintus 10:1-14
"Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai referensi dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman final telah tiba." 1 Korintus 10:11
Bangsa Israel ialah bangsa pilihan Tuhan untuk menjadi jago waris anugerah-Nya sehingga keberadaannya dibutuhkan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain, sebagaimana kesepakatan Tuhan kepada Abraham: "...olehmu semua kaum di muka bumi akan menerima berkat." (Kejadian 12:3b). Apa yang Tuhan janjikan terbukti ditepati-Nya, maka diberkatilah Ishak, Yakub (yang disebut 'Israel') dan ke-12 suku yang ada. Tidak berhenti hingga di situ, Tuhan juga melepaskan mereka dari perbudakan di Mesir dan memimpin mereka menuju ke Tanah Perjanjian, "...suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya," (Keluaran 3:8).
Kendatipun demikian mereka tidak merespons anugerah Tuhan ini dengan perilaku hati yang benar, terbukti mereka terus-menerus mengeluh, bersungut-sungut, menggerutu dan memberontak di sepanjang perjalanan menuju Tanah Perjanjian, sampai-sampai Tuhan menyebut mereka tegar tengkuk (baca Keluaran 32:9), padahal mereka telah mengecap berkat-berkat Tuhan yang luar biasa, namun gagal menyenangkan hati Tuhan. Karena memberontak tersebut mereka harus melalui jalan berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun. Bukan hanya itu, sebagian besar mengalami kebinasaan di padang gurun sebelum mencapai Tanah Perjanjian. Kegagalan ini bukan disebabkan oleh Tuhan, melainkan mereka sendiri yang mengeraskan hati dan tidak mau taat kepada Tuhan walaupun selama 40 tahun telah melihat perbuatan-perbuatan Tuhan yang dahsyat. Tuhan sudah menyatakan mujizat-Nya biar mereka mau dengar-dengaran, tetapi mereka menentukan untuk tidak percaya dan tetap mengeraskan hati, artinya kehendak bebas dan pilihan hidup tiap-tiap individu memegang peranan penting: taat dan tidak taat, dengar-dengaran atau mengeraskan hati.
Ketidaktaatan yang menjadikan sebagian besar bangsa Israel gagal mencapai Kanaan ialah sebuah pelajaran berharga dan peringatan bagi kita biar terhindar dari kegagalan; semuanya bergantung pada keputusan dan pilihan hidup yang kita ambil.
Ketidaktaatan kepada Tuhan ialah penyebab utama kegagalan bangsa Israel!