Mengerjakan Misi Evakuasi (1)
Disadur dari , edisi 25 Maret 2016
Baca: 2 Korintus 5:11-21
"Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa alasannya kita, agar dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." 2 Korintus 5:21
Bagi semua orang salib yakni sebuah penghinaan dan penderitaan yang sangat menakutkan, tetapi hal itu tidak menciptakan Yesus mundur dan mengalah di tengah jalan. Kesadaran akan misi evakuasi dan kehendak Bapa inilah yang menciptakan Yesus sepenuhnya taat dan berserah penuh kepada otoritas Bapa-Nya, walaupun secara manusiawi sulit rasanya mendapatkan dan menanggungnya. Ungkapan "Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa." (Matius 26:45), menawarkan kesiapan mental dan kerelaan Yesus untuk menghadapi kenyataan pahit yang harus dijalani sebagai tanggung jawab yang harus dipikul-Nya, meskipun hal itu menciptakan Dia sangat menderita.
Sebelum disalibkan Yesus diadili secara maraton sebanyak enam kali: tiga kali diadili oleh pemuka agama Yahudi dan tiga kali diadili oleh pemuka Romawi. Pengadilan terhadap Yesus keseluruhannya hanya berupa fitnah dan rekayasa dalam perjuangan untuk mencari-cari kesalahan, meski tidak ada satu pun kesalahan ditemukan dalam diri Yesus. Setelah melewati pengadilan yang panjang dan melelahkan Yesus dipaksa memikul salib menuju bukit Golgota, yang lokasinya berada jauh di luar kota Yerusalem berupa perbukitan yang salah satu bukitnya berbentuk tengkorak. Karena itu Golgota disebut pula daerah tengkorak (baca Matius 27:32-33). Perjalanan Yesus memikul salib ini sering disebut sebagai via dolorosa. Dalam kondisi yang sangat letih dan lemah Yesus rela menapaki jalan via dolorosa hingga hasilnya Ia tidak kuasa lagi memikul salib-Nya, kemudian Simon (orang Kirene), yang dikala itu berada di sekitar jalan via dolorosa dipaksa memikul salib yesus hingga ke Golgota.
Sesampai di Golgota Yesus disuguhi anggur yang dicampur empedu. Hal ini lazim dilakukan kepada orang yang hendak disalibkan dengan tujuan mengurangi rasa sakit di sekujur tubuh, namun "Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya." (Matius 27:34). Penolakan Yesus untuk meminum anggur yang bercampur empedu yakni sebagai penegasan kesediaan-Nya menanggung penderitaan, seberat dan sesakit apa pun, demi mengerjakan misi yang diamanatkan Bapa kepada-Nya. (Bersambung)
Baca: 2 Korintus 5:11-21
"Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa alasannya kita, agar dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." 2 Korintus 5:21
Bagi semua orang salib yakni sebuah penghinaan dan penderitaan yang sangat menakutkan, tetapi hal itu tidak menciptakan Yesus mundur dan mengalah di tengah jalan. Kesadaran akan misi evakuasi dan kehendak Bapa inilah yang menciptakan Yesus sepenuhnya taat dan berserah penuh kepada otoritas Bapa-Nya, walaupun secara manusiawi sulit rasanya mendapatkan dan menanggungnya. Ungkapan "Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa." (Matius 26:45), menawarkan kesiapan mental dan kerelaan Yesus untuk menghadapi kenyataan pahit yang harus dijalani sebagai tanggung jawab yang harus dipikul-Nya, meskipun hal itu menciptakan Dia sangat menderita.
Sebelum disalibkan Yesus diadili secara maraton sebanyak enam kali: tiga kali diadili oleh pemuka agama Yahudi dan tiga kali diadili oleh pemuka Romawi. Pengadilan terhadap Yesus keseluruhannya hanya berupa fitnah dan rekayasa dalam perjuangan untuk mencari-cari kesalahan, meski tidak ada satu pun kesalahan ditemukan dalam diri Yesus. Setelah melewati pengadilan yang panjang dan melelahkan Yesus dipaksa memikul salib menuju bukit Golgota, yang lokasinya berada jauh di luar kota Yerusalem berupa perbukitan yang salah satu bukitnya berbentuk tengkorak. Karena itu Golgota disebut pula daerah tengkorak (baca Matius 27:32-33). Perjalanan Yesus memikul salib ini sering disebut sebagai via dolorosa. Dalam kondisi yang sangat letih dan lemah Yesus rela menapaki jalan via dolorosa hingga hasilnya Ia tidak kuasa lagi memikul salib-Nya, kemudian Simon (orang Kirene), yang dikala itu berada di sekitar jalan via dolorosa dipaksa memikul salib yesus hingga ke Golgota.
Sesampai di Golgota Yesus disuguhi anggur yang dicampur empedu. Hal ini lazim dilakukan kepada orang yang hendak disalibkan dengan tujuan mengurangi rasa sakit di sekujur tubuh, namun "Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya." (Matius 27:34). Penolakan Yesus untuk meminum anggur yang bercampur empedu yakni sebagai penegasan kesediaan-Nya menanggung penderitaan, seberat dan sesakit apa pun, demi mengerjakan misi yang diamanatkan Bapa kepada-Nya. (Bersambung)