Berpikirlah Sedemikian Rupa

Disadur dari , edisi 29 Agustus 2016 

Baca:  2 Korintus 8:16-24

"Karena kami memikirkan yang baik, bukan hanya di hadapan Tuhan, tetapi juga di hadapan manusia."  2 Korintus 8:21

Tak terbantahkan bahwa medan peperangan dalam diri setiap orang ialah pikirannya sendiri, alasannya ialah pikiran ialah awal dari setiap tindakan, dan itu mengatakan gambar diri seseorang.  Karena itu Iblis dengan aneka macam cara mencoba menyerang pikiran semua orang semoga mereka jatuh dalam dosa.  Bahkan Iblis berani menyerang pikiran Tuhan Yesus dikala Dia berpuasa selama 40 hari 40 malam dengan impian Tuhan mau menuruti segala kemauannya.  Namun Iblis gagal total, lantaran Tuhan Yesus berhasil menangkal setiap serangan yang ditujukan kepada-Nya!

     Berhati-hatilah... bagaimana kita berpikir akan memilih bagaimana kita melihat, menafsirkan dan menilai segala sesuatu, termasuk bagaimana kita melihat diri sendiri.  Contoh:  dikala kita berpikiran nyata terhadap seseorang secara otomatis perilaku kita akan menjadi nyata terhadapnya.  Ini mengatakan bahwa ajaran yang nyata akan bisa membangun persepsi yang nyata pula dalam setiap tindakan yang kita lakukan;  dan bila kita sudah berpikiran negatif terhadap seseorang, perilaku kita pun akan menjadi negatif terhadapnya.  Begitu pula bila kita berpikir bahwa problem yang kita hadapi tampak sangat rumit kita pun akan melihat problem menyerupai raksasa yang sulit untuk ditaklukkan.  Sebaliknya jikalau kita selalu berpikiran sederhana terhadap segala hal, kita akan melihat kehidupan ini menjadi sederhana.  Maka  "Janganlah kau memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kau pikirkan, tetapi hendaklah kau berpikir begitu rupa, sehingga kau menguasai diri berdasarkan ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kau masing-masing."  (Roma 12:3).  Artinya Tuhan menghendaki semoga kita berpikiran tidak terlalu tinggi, tetapi yang pantas dan sesuai dengan kadar iman, sehingga kita sanggup menguasai diri.

     Banyak orang Nasrani berpikiran sedemikian tinggi  (muluk-muluk)  sampai-sampai harus memaksakan diri, dan jadinya tidak menguasai dirinya.  Ini sangat berbahaya!

Rasul Paulus menasihati semoga kita menawan segala pikiran dan menaklukkannya dalam Kristus Yesus  (baca  2 Korintus 10:5). sehingga yang timbul di dalam pikiran kita hanya hal-hal yang nyata dan benar  (baca  Filipi 4:8).