Mengerjakan Amanat Agung Yang Kuasa (2)

Disadur dari , edisi 13 Juli 2016 

Baca:  Efesus 4:1-16

"Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih."  Efesus 4:16

Tuhan tidak ingin kita hanya sekedar menjadi orang percaya, tapi ingin biar kita melangkah menjadi murid.  Kata murid berasal dari kata disiplin.  Kedua kata itu berasal dari bahasa Latin discipulus, yang berarti murid.  Menurut American Heritage Dictionary, dua definisi utama dari disiplin adalah:  1.  Pelatihan, yang diperlukan menghasilkan suatu aksara khusus atau tumpuan perilaku.  2.  Perilaku yang dihasilkan dari latihan pendisiplinan, pengendalian diri.  Inilah panggilan bagi gereja!  Ada banyak gereja yang terlalu disibukkan dengan aneka macam aktivitas kerohanian atau agenda pelayanan, tetapi mereka malah mengabaikan Amanat Agung Tuhan yaitu membawa jemaatnya kepada proyek pemuridan.  Murid dalam kekristenan bukanlah orang yang harus terdaftar di sekolah Bibel terlebih dahulu, tapi semua orang percaya yang mau diajar dan dilengkapi dengan aneka macam perlengkapan rohani yang baik.

     Pada gereja mula-mula orang-orang percaya lebih dikenal sebagai murid-murid, oleh alasannya mereka telah mengatakan kualitas hidup menyerupai yang Tuhan kehendaki, salah satunya adalah tetap berada di dalam firman-Nya.  "Jikalau kau tetap dalam firman-Ku, kau benar-benar yakni murid-Ku."  (Yohanes 8:31).  Murid harus mengatakan konsistensinya dalam menjalankan apa yang diajarkan kepadanya, hidup tidak menyimpang dari firman Tuhan  (menaati firman-Nya).  Oleh alasannya itu ia harus memberi diri untuk dididik dan diajar oleh firman Tuhan.  Inilah yang dilakukan jemaat gerja mula-mula.  "Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan."  (Kisah 2:42).

     Dengan pendewasaan atas setiap individu yang telah diselamatkan, orang percaya akan semakin diteguhkan imannya sehingga mereka tidak gampang diombang-ambingkan ajaran-ajaran menyesatkan.  Kaprikornus gereja harus bisa menjadi sekolah Bibel dan kawasan pembentukan aksara orang percaya menuju kehidupan yang serupa dengan Kristus!

Jika orang percaya sudah menjadi murid dan remaja rohaninya, itulah dikala yang sempurna melangkah ke tahap selanjutnya yaitu keluar menjangkau jiwa-jiwa!