Iman Nuh: Melaksanakan Kehendak Tuhan
Disadur dari , edisi 31 Agustus 2016
Baca: Kejadian 6:9-22
"Lalu Nuh melaksanakan semuanya itu; sempurna menyerupai yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya." Kejadian 6:22
Nuh yaitu salah satu tokoh Bibel yang mempunyai peranan penting dalam sejarah kehidupan manusia, ia tercatat sebagai saksi iman. Tanpa Nuh tidak akan ada lagi umat insan pada hari ini, lantaran semua insan yang hidup di jamannya mengalami kebinasaan lantaran dilanda air bah, kecuali Nuh adan keluarganya.
Ketika orang-orang hidup dalam kejahatan dan menjauh dari Tuhan, Nuh menentukan hidup benar di hadapan Tuhan, tertulis: "Inilah riwayat Nuh: Nuh yaitu seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah." (ayat 9). Karena hidup bergaul karib dengan Tuhan, Ia pun menyatakan kehendak dan rencana-Nya kepada Nuh, "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, lantaran bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bahu-membahu dengan bumi. Buatlah bagimu sebuah perahu dari kayu gofir;" (ayat 13-14); dan dikala diperintahkan Tuhan untuk menciptakan bahtera, meski secara insan perintah itu tidak masuk di akal, dan meski banyak orang mencemooh dan menertawakannya, Nuh tetap taat melaksanakan apa yang menjadi kehendak-Nya. Bibel menyatakan, "Karena iman, maka Nuh--dengan petunjuk Allah perihal sesuatu yang belum kelihatan--dengan taat mempersiapkan perahu untuk menyelamatkan keluarganya; dan lantaran iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk mendapatkan kebenaran, sesuai dengan imannya." (Ibrani 11:7). Nuh percaya akan apa yang Tuhan firmankan kepadanya perihal akan datangnya air bah; walaupun hujan belum pernah dilihat sebelumnya, inilah iman.
Jadi, iman bukan didasarkan pada apa yang sanggup dilihat atau dirasakan, namun didasarkan pada komitmen Tuhan. "Iman yaitu dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1). Sambil memersiapkan bahtera, kita sangat percaya bahwa Nuh terus memeringatkan orang-orang semoga segera bertobat... tetapi sayang peringatan dari Tuhan itu mereka anggap angin lalu, akhirnya "...setiap pelanggaran dan ketidaktaatan menerima jawaban yang setimpal," (Ibrani 2:2).
Karena iman dan ketaatannya Nuh sekeluarga beroleh kasih karunia dari Tuhan!
Baca: Kejadian 6:9-22
"Lalu Nuh melaksanakan semuanya itu; sempurna menyerupai yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya." Kejadian 6:22
Nuh yaitu salah satu tokoh Bibel yang mempunyai peranan penting dalam sejarah kehidupan manusia, ia tercatat sebagai saksi iman. Tanpa Nuh tidak akan ada lagi umat insan pada hari ini, lantaran semua insan yang hidup di jamannya mengalami kebinasaan lantaran dilanda air bah, kecuali Nuh adan keluarganya.
Ketika orang-orang hidup dalam kejahatan dan menjauh dari Tuhan, Nuh menentukan hidup benar di hadapan Tuhan, tertulis: "Inilah riwayat Nuh: Nuh yaitu seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah." (ayat 9). Karena hidup bergaul karib dengan Tuhan, Ia pun menyatakan kehendak dan rencana-Nya kepada Nuh, "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, lantaran bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bahu-membahu dengan bumi. Buatlah bagimu sebuah perahu dari kayu gofir;" (ayat 13-14); dan dikala diperintahkan Tuhan untuk menciptakan bahtera, meski secara insan perintah itu tidak masuk di akal, dan meski banyak orang mencemooh dan menertawakannya, Nuh tetap taat melaksanakan apa yang menjadi kehendak-Nya. Bibel menyatakan, "Karena iman, maka Nuh--dengan petunjuk Allah perihal sesuatu yang belum kelihatan--dengan taat mempersiapkan perahu untuk menyelamatkan keluarganya; dan lantaran iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk mendapatkan kebenaran, sesuai dengan imannya." (Ibrani 11:7). Nuh percaya akan apa yang Tuhan firmankan kepadanya perihal akan datangnya air bah; walaupun hujan belum pernah dilihat sebelumnya, inilah iman.
Jadi, iman bukan didasarkan pada apa yang sanggup dilihat atau dirasakan, namun didasarkan pada komitmen Tuhan. "Iman yaitu dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1). Sambil memersiapkan bahtera, kita sangat percaya bahwa Nuh terus memeringatkan orang-orang semoga segera bertobat... tetapi sayang peringatan dari Tuhan itu mereka anggap angin lalu, akhirnya "...setiap pelanggaran dan ketidaktaatan menerima jawaban yang setimpal," (Ibrani 2:2).
Karena iman dan ketaatannya Nuh sekeluarga beroleh kasih karunia dari Tuhan!