Menyalahgunakan Kemurahan Ilahi (1)

Disadur dari , edisi 2 Juli 2016 

Baca:  Mazmur 30:1-13

"Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati;"  Mazmur 30:6

Salah satu sifat Tuhan yang di dalamnya terkandung anugerah kebaikan dan kesabaran yaitu Mahapemurah.  Bukti faktual bahwa Tuhan Mahapemurah yaitu tidak segera menjatuhkan hukuman-Nya kepada orang-orang yang berbuat dosa, tetapi Ia selalu memberi waktu dan kesempatan kepada mereka untuk berubah dan bertobat.  "...Ia sabar terhadap kamu, alasannya yaitu Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."  (2 Petrus 3:9).  Namun jangan sekali-kali kita menganggap remeh dan menyalahgunakan kemurahan Tuhan ini dengan sengaja terus berbuat dosa,  "Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun marah atas dirimu sendiri pada hari waktu mana marah dan eksekusi Allah yang adil akan dinyatakan."  (Roma 2:4-5).

     Selain Mahapemurah, Dia juga yaitu Tuhan yang Mahaadil,  "Ia akan membalas setiap orang berdasarkan perbuatannya, yaitu hidup infinit kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi marah dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman."  (Roma 2:6-8).

     Ada banyak cerita di dalam Injil perihal orang-orang yang dengan sengaja mengabaikan peringatan Tuhan dan menyalahgunakan kemurahan-Nya, yang balasannya harus menuai kebinasaan:  1.  Orang-orang di zaman Nuh.  "Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan insan besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menimbulkan insan di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya."  (Kejadian 6:5-6).  Meski demikian Tuhan tidak eksklusif menjatuhkan eksekusi kepada insan di bumi, Ia sangat bermurah hati dengan menawarkan kesempatan kepada insan untuk memperbaiki kelakuannya dengan mengutus Nuh,  "...seorang yang benar dan tidak bercela..."  (Kejadian 6:9), untuk menegor dan memeringatkan orang-orang semoga mereka mau berbalik ke jalan Tuhan;  tetapi mereka tetap saja mengeraskan hati!  (Bersambung)