Sikap Yang Benar Dalam Berdoa (1)
Disadur dari , edisi 9 September 2016
Baca: Mazmur 25:1-22
"Ia membimbing orang-orang yang rendah hati berdasarkan hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati." Mazmur 25:9
Banyak orang Katolik mengeluh doa-doanya belum beroleh balasan dari Tuhan, padahal mereka sudah berdoa sekian waktu lamanya. Salah satu faktor yang menimbulkan doa-doa kita terhalang, yang kurang kita sadari adalah, kita berdoa dengan sikap hati yang salah. Memang kita sudah berdoa sesuai dengan yang Bibel ajarkan yaitu berdoa di dalam nama Tuhan Yesus, "...tetapi kau tidak mendapatkan apa-apa, lantaran kau salah berdoa," (Yakobus 4:3).
Perhatikan firman Tuhan ini biar perilaku hati kita dalam berdoa menjadi benar, sehingga kita mendapatkan balasan atas apa yang kita minta dan doakan kepada Tuhan di dalam nama-Nya. Berdoa bukanlah semata-mata mengucapkan kata-kata secara teratur yang berisi daftar kebutuhan hidup sehari-hari, melainkan suatu pernyataan (ekspresi) dari jiwa, roh dan badan kita dalam ibadah kepada Tuhan. Tuhan melihat perilaku hati kita, bukan apa yang nampak secara lahiriah, "Segala jalan orang yakni higienis berdasarkan pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati." (Amsal 16:2). Suatu doa yang keluar dari dasar hati yang bersih, walaupun diucapkan hanya dengan beberapa kata sederhana atau dengan tetesan air mata, bisa menggetarkan hati Tuhan. Segala doa yang dinaikkan kepada Tuhan dengan perilaku hati yang benar niscaya didengarkan Tuhan.
Sikap rohani yang harus dimiliki dikala berdoa: 1. Kerendahan hati. "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, biar kau ditinggikan-Nya pada waktunya." (Petrus 5:5-6). Jangan hingga kita bersikap ibarat orang Farisi yang tiba ke Bait Tuhan untuk berdoa, tapi dengan hati sombong memamerkan kebenaran dan kesucian dirinya (menurut evaluasi sendiri). Dipandang dari sudut mana pun bekerjsama tidak ada alasan bagi kita meninggikan diri atau bermegah di hadapan Tuhan, alasannya segala keadaan dan apa yang kita punyai yakni semata-mata anugerah Tuhan (baca 1 Korintus 15:10).
"TUHAN itu akrab kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya." Mazmur 34:19
Baca: Mazmur 25:1-22
"Ia membimbing orang-orang yang rendah hati berdasarkan hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati." Mazmur 25:9
Banyak orang Katolik mengeluh doa-doanya belum beroleh balasan dari Tuhan, padahal mereka sudah berdoa sekian waktu lamanya. Salah satu faktor yang menimbulkan doa-doa kita terhalang, yang kurang kita sadari adalah, kita berdoa dengan sikap hati yang salah. Memang kita sudah berdoa sesuai dengan yang Bibel ajarkan yaitu berdoa di dalam nama Tuhan Yesus, "...tetapi kau tidak mendapatkan apa-apa, lantaran kau salah berdoa," (Yakobus 4:3).
Perhatikan firman Tuhan ini biar perilaku hati kita dalam berdoa menjadi benar, sehingga kita mendapatkan balasan atas apa yang kita minta dan doakan kepada Tuhan di dalam nama-Nya. Berdoa bukanlah semata-mata mengucapkan kata-kata secara teratur yang berisi daftar kebutuhan hidup sehari-hari, melainkan suatu pernyataan (ekspresi) dari jiwa, roh dan badan kita dalam ibadah kepada Tuhan. Tuhan melihat perilaku hati kita, bukan apa yang nampak secara lahiriah, "Segala jalan orang yakni higienis berdasarkan pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati." (Amsal 16:2). Suatu doa yang keluar dari dasar hati yang bersih, walaupun diucapkan hanya dengan beberapa kata sederhana atau dengan tetesan air mata, bisa menggetarkan hati Tuhan. Segala doa yang dinaikkan kepada Tuhan dengan perilaku hati yang benar niscaya didengarkan Tuhan.
Sikap rohani yang harus dimiliki dikala berdoa: 1. Kerendahan hati. "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, biar kau ditinggikan-Nya pada waktunya." (Petrus 5:5-6). Jangan hingga kita bersikap ibarat orang Farisi yang tiba ke Bait Tuhan untuk berdoa, tapi dengan hati sombong memamerkan kebenaran dan kesucian dirinya (menurut evaluasi sendiri). Dipandang dari sudut mana pun bekerjsama tidak ada alasan bagi kita meninggikan diri atau bermegah di hadapan Tuhan, alasannya segala keadaan dan apa yang kita punyai yakni semata-mata anugerah Tuhan (baca 1 Korintus 15:10).
"TUHAN itu akrab kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya." Mazmur 34:19