Manusia Membutuhkan Kasih Tuhan
Disadur dari , edisi 1 Juli 2016
Baca: 1 Korintus 13:1-13
"...tetapi jikalau saya tidak memiliki kasih, saya sama sekali tidak berguna." 1 Korintus 13:2
Kasih ialah aksara utama yang harus dimiliki setiap orang percaya. Mengapa? "...sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, dia tidak mengenal Allah, alasannya Allah ialah kasih." (1 Yohanes 4:7-8). Rasul Paulus menyatakan bahwa kasih lebih besar dari dogma dan pengharapan, lebih mulia dari segala karunia Roh Kudus, alasannya kasih tidak berkesudahan, awet selama-lamanya. Dalam bahasa Gerika terdapat tiga macam kasih: eros (kasih yang didasari hawa nafsu), fileo (kasih insan secara alamiah), agape (kasih yang menurut anugerah Tuhan semata).
Dalam kehidupan sehari-hari kasih insan umumnya didasari kepentingan tertentu. Kalau ada 'udang di balik batu', ada keperluan, ada keuntungan, ada motivasi tertentu barulah ada kasih. Kalau tidak ada kepentingan, kasih pun tidak ada. "Dan jikalau kau menyayangi orang yang menyayangi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun menyayangi juga orang-orang yang menyayangi mereka. Sebab jikalau kau berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian." (Lukas 6:32-33). Kasih demikian berakar pada egoisme dan bergantung kepada situasi atau keadaan. Sekarang ini sulit rasanya menemukan kasih yang benar-benar nrimo dan murni, alasannya kasih kebanyakan orang sudah menjadi dingin, sehingga orang tidak lagi peduli dengan sesamanya lantaran semua hanya berpusat pada diri sendiri. Sesungguhnya dari lubuk hati yang terdalam semua insan membutuhkan kasih, tetapi bukan kasih eros atau fileo yang berasal dari insan berdosa.
Yang diharapkan ialah kasih agape yaitu kasih Tuhan yang sempurna, kasih yang tidak menurut kepada kepentingan sendiri, tidak tergantung pada situasi atau keadaan yang berubah-ubah. Kasih Tuhan inilah yang tidak membedakan rupa, status atau warna kulit. Untuk itulah Yesus rela tiba ke dunia dan mati di kayu salib semoga kasih Allah sanggup dinyatakan kepada kita dan dicurahkan ke dalam hati kita (Baca Roma 5:5).
Kasih yang sejati hanya sanggup ditemukan dalam langsung Tuhan Yesus.
Baca: 1 Korintus 13:1-13
"...tetapi jikalau saya tidak memiliki kasih, saya sama sekali tidak berguna." 1 Korintus 13:2
Kasih ialah aksara utama yang harus dimiliki setiap orang percaya. Mengapa? "...sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, dia tidak mengenal Allah, alasannya Allah ialah kasih." (1 Yohanes 4:7-8). Rasul Paulus menyatakan bahwa kasih lebih besar dari dogma dan pengharapan, lebih mulia dari segala karunia Roh Kudus, alasannya kasih tidak berkesudahan, awet selama-lamanya. Dalam bahasa Gerika terdapat tiga macam kasih: eros (kasih yang didasari hawa nafsu), fileo (kasih insan secara alamiah), agape (kasih yang menurut anugerah Tuhan semata).
Dalam kehidupan sehari-hari kasih insan umumnya didasari kepentingan tertentu. Kalau ada 'udang di balik batu', ada keperluan, ada keuntungan, ada motivasi tertentu barulah ada kasih. Kalau tidak ada kepentingan, kasih pun tidak ada. "Dan jikalau kau menyayangi orang yang menyayangi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun menyayangi juga orang-orang yang menyayangi mereka. Sebab jikalau kau berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian." (Lukas 6:32-33). Kasih demikian berakar pada egoisme dan bergantung kepada situasi atau keadaan. Sekarang ini sulit rasanya menemukan kasih yang benar-benar nrimo dan murni, alasannya kasih kebanyakan orang sudah menjadi dingin, sehingga orang tidak lagi peduli dengan sesamanya lantaran semua hanya berpusat pada diri sendiri. Sesungguhnya dari lubuk hati yang terdalam semua insan membutuhkan kasih, tetapi bukan kasih eros atau fileo yang berasal dari insan berdosa.
Yang diharapkan ialah kasih agape yaitu kasih Tuhan yang sempurna, kasih yang tidak menurut kepada kepentingan sendiri, tidak tergantung pada situasi atau keadaan yang berubah-ubah. Kasih Tuhan inilah yang tidak membedakan rupa, status atau warna kulit. Untuk itulah Yesus rela tiba ke dunia dan mati di kayu salib semoga kasih Allah sanggup dinyatakan kepada kita dan dicurahkan ke dalam hati kita (Baca Roma 5:5).
Kasih yang sejati hanya sanggup ditemukan dalam langsung Tuhan Yesus.