Warga Sorga: Hidup Sesuai Aturan Sorga (1)
Disadur dari , edisi 27 Agustus 2016
Baca: Filipi 3:17-21
"Karena kewargaan kita ialah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat," Filipi 3:20
Ketika seseorang mendapatkan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, ia mendapatkan dan mengakui Dia sebagai pemilik dan penguasa kehidupan, berarti ia mengakui pula pemerintahan-Nya alasannya ialah sejak itu ia mempunyai status kewargaan gres yaitu kewargaan sorga. Dengan demikian tidak ada 'pemerintahan' lain yang berhak mengatur kehidupannya selain Tuhan melalui kuasa Roh Kudus. Pemerintahan lain yang dimaksudkan ialah penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap dan roh-roh jahat di udara (baca Efesus 6:12). Sebagai warga sorga kita harus taat kepada aturan yang berlaku di Kerajaan Sorga, yaitu firman Tuhan; taat kepada aturan sorga berarti mempunyai cara hidup seturut dengan hukum-hukum yang berlaku di Kerajaan Sorga.
Banyak orang Nasrani berpikiran bahwa dengan rajin beribadah ke gereja dan turut terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan ia sudah menawarkan dedikasi penuh kepada Tuhan dan pemerintahan-Nya, sehingga tidak perlu lagi bertobat. Pertobatan yang dikehendaki Tuhan lebih dari sekedar ibadah dan pelayanan, tetapi "...supaya kau mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu ialah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1), alasannya ialah orang percaya sedang dipersiapkan untuk menyambut kedatangan Kristus selaku mempelai pria, maka dari itu kita harus menjadi orang Nasrani yang sungguh-sungguh, supaya kedapatan tidak bercacat cela dikala mempelai laki-laki itu tiba menjemput. Tidak ada istilah main-main atau kompromi lagi dengan dosa! Firman-Nya dengan keras mengatakan: "Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!" (Wahyu 22:11).
Setiap hari ialah kesempatan bagi kita untuk selalu berbenah diri dengan memerhatikan kerohanian kita secara serius semoga lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya. Jangan pernah sekali pun menunda-nunda waktu untuk hidup benar, alasannya ialah kita tahu bahwa waktu hidup di dunia ini sangatlah terbatas dan kapan 'jatah' hidup ini berakhir, tak seorang pun yang tahu. (Bersambung)
Baca: Filipi 3:17-21
"Karena kewargaan kita ialah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat," Filipi 3:20
Ketika seseorang mendapatkan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, ia mendapatkan dan mengakui Dia sebagai pemilik dan penguasa kehidupan, berarti ia mengakui pula pemerintahan-Nya alasannya ialah sejak itu ia mempunyai status kewargaan gres yaitu kewargaan sorga. Dengan demikian tidak ada 'pemerintahan' lain yang berhak mengatur kehidupannya selain Tuhan melalui kuasa Roh Kudus. Pemerintahan lain yang dimaksudkan ialah penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap dan roh-roh jahat di udara (baca Efesus 6:12). Sebagai warga sorga kita harus taat kepada aturan yang berlaku di Kerajaan Sorga, yaitu firman Tuhan; taat kepada aturan sorga berarti mempunyai cara hidup seturut dengan hukum-hukum yang berlaku di Kerajaan Sorga.
Banyak orang Nasrani berpikiran bahwa dengan rajin beribadah ke gereja dan turut terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan ia sudah menawarkan dedikasi penuh kepada Tuhan dan pemerintahan-Nya, sehingga tidak perlu lagi bertobat. Pertobatan yang dikehendaki Tuhan lebih dari sekedar ibadah dan pelayanan, tetapi "...supaya kau mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu ialah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1), alasannya ialah orang percaya sedang dipersiapkan untuk menyambut kedatangan Kristus selaku mempelai pria, maka dari itu kita harus menjadi orang Nasrani yang sungguh-sungguh, supaya kedapatan tidak bercacat cela dikala mempelai laki-laki itu tiba menjemput. Tidak ada istilah main-main atau kompromi lagi dengan dosa! Firman-Nya dengan keras mengatakan: "Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!" (Wahyu 22:11).
Setiap hari ialah kesempatan bagi kita untuk selalu berbenah diri dengan memerhatikan kerohanian kita secara serius semoga lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya. Jangan pernah sekali pun menunda-nunda waktu untuk hidup benar, alasannya ialah kita tahu bahwa waktu hidup di dunia ini sangatlah terbatas dan kapan 'jatah' hidup ini berakhir, tak seorang pun yang tahu. (Bersambung)