Tuhan Pelindung Yang Kondusif (1)

Disadur dari , edisi 24 Juli 2016 

Baca:  Mazmur 61:1-9

"Dari ujung bumi saya berseru kepada-Mu, alasannya ialah hatiku lemah lesu; tuntunlah saya ke gunung kerikil yang terlalu tinggi bagiku."  Mazmur 61:3

Latar belakang mazmur ini ialah dikala Daud sedang dalam situasi yang sangat genting alasannya ialah harus menghadapi pemberontakan yang dilakukan oleh anaknya sendiri, Absalom.

     Dengan banyak sekali cara Absalom berusaha membujuk orang-orang Israel biar mau berpihak kepadanya dengan tujuan melengserkan Daud dari jabatannya sebagai raja atas Israel  (baca  2 Samuel 15).  Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi bahu-membahu Daud bisa melaksanakan apa saja untuk menumpas pemberontak alasannya ialah beliau mempunyai tentara atau kekuatan militer yang telah teruji ketangguhannya di medan perang.  Namun hal itu tidak beliau lakukan!  Yang diperbuat Daud ialah tiba kepada Tuhan dengan kerendahan hati, mengadukan permasalahan kepada-Nya dan meminta perlindungan-Nya.  Ini menawarkan bahwa dalam segala kasus Daud senantiasa mengandalkan Tuhan, bukan mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri, alasannya ialah beliau sadar bahwa kekuatan dan kemampuan insan ada batasnya.  Ia tahu benar kepada siapa harus meminta pertolongan, dan satu-satunya tempat tunjangan yang kondusif dalam Tuhan.

     Bagi Daud Tuhan ialah gunung batu  (ayat 3).  Pernyataan,  '...tuntunlah saya ke gunung kerikil yang terlalu tinggi bagiku.'  menawarkan bahwa gunung kerikil ini bukanlah gunung kerikil biasa, melainkan gunung kerikil yang jauh lebih tinggi dari apa pun, sehingga tak gampang bagi insan untuk menjangkaunya.  Daud menyadari bahwa dengan kekuatan dan kemampuan sendiri beliau takkan bisa mendaki ke gunung itu, alasannya ialah itu beliau memohon biar Tuhan sendiri yang menuntunnya ke  'gunung'  itu, yang merujuk kepada eksklusif Tuhan sendiri, dimana di sanalah beliau menemukan tempat tunjangan yang aman.  Selain itu Daud menyebut Tuhan sebagai menara yang kuat  (ayat 4).  Menara ialah bangunan yang tinggi, bab bangunan yang dibentuk jauh lebih tinggi daripada bangunan induknya yang berfungsi untuk mengawasi kawasan sekitar.  Di zaman dahulu menara dibangun sebagai benteng pertahanan kota.  Ketika musuh menyerang, penduduk serta-merta berlari menyelamatkan diri ke menara tersebut untuk berlindung.  Kota yang tidak mempunyai menara gampang sekali diduduki musuh alasannya ialah dari menara itulah semua taktik bertahan dan menyerang diluncurkan.  "Nama TUHAN ialah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan beliau menjadi selamat."  (Amsal 18:10).  (Bersambung)