Teladan Yang Kuasa Yesus: Menyayangi Musuh (1)

Disadur dari , edisi 27 April 2016 

Baca:  1 Petrus 2:18-25

"Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; saat Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil."  1 Petrus 2:23

Hidup orang percaya yaitu suatu proses pembelajaran untuk menjadi serupa dengan Kristus.  Salah satu perilaku Tuhan Yesus yang harus diteladani oleh pengikut-Nya yaitu sikap-Nya dalam memperlakukan musuh atau orang yang berbuat jahat kepada-Nya.  Kejahatan dan orang-orang yang berbuat jahat akan selalu ada di tengah-tengah dunia ini, alasannya yaitu dunia sedang dikuasai oleh Iblis yang yaitu biang dan pemrakarsa kejahatan.  Di hari-hari mendekati kedatangan Tuhan kali yang kedua Bibel menyatakan bahwa kejahatan semakin meningkat di mana-mana.  "...banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci....makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin."  (Matius 24:10, 12).

     Pola hidup dunia mengajarkan jikalau kita disakiti oleh orang lain kita harus membalasnya dengan menyakiti;  jikalau orang lain berbuat jahat kepada kita, kita harus membalasnya dengan kejahatan, dan pembalasan lebih kejam dari perbuatan;  jikalau kita dimusuhi oleh orang lain kita harus menyebabkan mereka sebagai musuh.  Menurut kamus, musuh berarti lawan tanding, berseberangan posisi atau oposisi.  Sampai kapan pun selagi hidup di dunia ini setiap kita niscaya berhadapan dengan orang-orang yang akan menjadi oposisi.  Terlebih keberadaan orang percaya di tengah-tengah dunia ini seringkali dibenci, dimusuhi, dijahati dan diperlakukan tidak adil.

     Jangan pernah bertanya mengapa dunia selalu memusuhi dan membenci para pengikut Kristus!  Hal yang perlu kita pertanyakan yaitu bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap orang-orang itu.  Apa yang diajarkan oleh dunia ini sangat bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus.  Dia justru mengajarkan kita untuk menyayangi musuh dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.  Dalam hal ini Tuhan Yesus tidak sekedar berteori, tetapi Ia yaitu suri tauladan dalam prinsip ini.  Ketika di caci maki, didera, diolok dan disiksa, Tuhan Yesus justru berdoa dan mengampuni musuh-musuh-Nya walaupun Ia memiliki kuasa dan hak untuk melaksanakan pembalasan!  Karena itu setiap orang percaya wajib meneladani Dia.  (Bersambung)