Tuhan Yesus Sebagai Biji Gandum
Disadur dari , edisi 7 April 2016
Baca: Yohanes 12:20-36
"Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi bila ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah." Yohanes 12:24
Tak seorang pun akan menikmati tuaian bila ia membiarkan biji gandum yang dimilikinya tetap disimpan dan tidak ditanam. Jelas untuk sanggup berbuah maka sebuah biji gandum harus terlebih dahulu jatuh ke tanah (ditanam) dan mati.
Dalam pembacaan firman hari ini biji gandum yang dimaksudkan Tuhan Yesus dalam ayat nas menggambarkan diri-Nya sendiri. Kalau Tuhan Yesus tidak taat hingga mati di kayu salib Ia tidak akan berbuah, tidak ada korban penebusan dosa, dan tidak ada keselamatan. Dengan kata lain insan berdosa akan tetap menanggung akhir dari dosa menyerupai tertulis: "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang awet dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:23). Tetapi oleh alasannya Tuhan Yesus mau taat hingga mati, bahkan mati di kayu salib, maka ada buah yang dihasilkan, yaitu orang yang percaya kepada-Nya diselamatkan dan diperdamaikan dengan Allah. Tuhan Yesus yang telah menjadi biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati karenanya menghasilkan tuaian yaitu jiwa-jiwa yang diselamatkan.
Cukupkah kita hanya mengucap syukur saja kepada Tuhan atas segala pengorbanan-Nya? Tidak. Sebagai umat tebusan-Nya kita juga harus mengerti kehendak Tuhan di balik pengorbanan-Nya itu, karena "...Aku telah menetapkan kamu, supaya kau pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap," (Yohanes 15:16). Kehendak Tuhan bagi orang percaya ialah menghasilkan buah! Agar sanggup berbuah maka kita pun harus mengikuti jejak Tuhan Yesus yaitu menjadi menyerupai gandum yang jatuh ke tanah dan mati. Seperti biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati, kita pun harus bersedia meninggalkan kehidupan usang dan sepenuhnya mengenakan kehidupan Kristus. "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun saya hidup, tetapi bukan lagi saya sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi kini di dalam daging, ialah hidup oleh kepercayaan dalam Anak Allah yang telah menyayangi saya dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Galatia 2:19b-20).
Karena pengorbanan Kristus, setiap kita yang percaya kepada-Nya diselamatkan dan mempunyai tanggung jawab untuk hidup sama menyerupai Kristus hidup!
Baca: Yohanes 12:20-36
"Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi bila ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah." Yohanes 12:24
Tak seorang pun akan menikmati tuaian bila ia membiarkan biji gandum yang dimilikinya tetap disimpan dan tidak ditanam. Jelas untuk sanggup berbuah maka sebuah biji gandum harus terlebih dahulu jatuh ke tanah (ditanam) dan mati.
Dalam pembacaan firman hari ini biji gandum yang dimaksudkan Tuhan Yesus dalam ayat nas menggambarkan diri-Nya sendiri. Kalau Tuhan Yesus tidak taat hingga mati di kayu salib Ia tidak akan berbuah, tidak ada korban penebusan dosa, dan tidak ada keselamatan. Dengan kata lain insan berdosa akan tetap menanggung akhir dari dosa menyerupai tertulis: "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang awet dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:23). Tetapi oleh alasannya Tuhan Yesus mau taat hingga mati, bahkan mati di kayu salib, maka ada buah yang dihasilkan, yaitu orang yang percaya kepada-Nya diselamatkan dan diperdamaikan dengan Allah. Tuhan Yesus yang telah menjadi biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati karenanya menghasilkan tuaian yaitu jiwa-jiwa yang diselamatkan.
Cukupkah kita hanya mengucap syukur saja kepada Tuhan atas segala pengorbanan-Nya? Tidak. Sebagai umat tebusan-Nya kita juga harus mengerti kehendak Tuhan di balik pengorbanan-Nya itu, karena "...Aku telah menetapkan kamu, supaya kau pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap," (Yohanes 15:16). Kehendak Tuhan bagi orang percaya ialah menghasilkan buah! Agar sanggup berbuah maka kita pun harus mengikuti jejak Tuhan Yesus yaitu menjadi menyerupai gandum yang jatuh ke tanah dan mati. Seperti biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati, kita pun harus bersedia meninggalkan kehidupan usang dan sepenuhnya mengenakan kehidupan Kristus. "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun saya hidup, tetapi bukan lagi saya sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi kini di dalam daging, ialah hidup oleh kepercayaan dalam Anak Allah yang telah menyayangi saya dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Galatia 2:19b-20).
Karena pengorbanan Kristus, setiap kita yang percaya kepada-Nya diselamatkan dan mempunyai tanggung jawab untuk hidup sama menyerupai Kristus hidup!