Datang Dan Pergi Dengan Tangan Kosong
Disadur dari , edisi 27 Juli 2016
Baca: 1 Timotius 6:7-21
"Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak sanggup membawa apa-apa ke luar." 1 Timotius 6:7
Rasul Paulus menasihati, "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kau hidup, janganlah ibarat orang bebal, tetapi ibarat orang arif," (Efesus 5:15).
Mengapa kita harus memerhatikan hidup kita dengan saksama? Karena ada banyak fakta dalam kehidupan ini yang seringkali tidak kita sadari atau mungkin sengaja kita abaikan sehingga dalam menjalani hidup ini kita tidak berlaku bijak dan arif. Fakta itu di antaranya ialah hidup ini sangatlah singkat (baca Mazmur 90:3-6), hidup insan dibatasi oleh usia (baca Mazmur 90:10), dan hanya sekali saja (baca Pengkhotbah 9:5). Hal penting lain yang harus selalu disadari ialah kita tiba ke dunia ini dengan tidak membawa suatu apa pun, begitu pula kelak saat kita pergi meninggalkan dunia ini kita pun akan pergi dengan tangan kosong. Ayub menyadari fakta ini: "Dengan telanjang saya keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga saya akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" (Ayub 1:21).
Perihal ini Paulus mengutus Timotius memeringatkan orang-orang kaya "...agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu ibarat kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya menawarkan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah biar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan tiba untuk mencapai hidup yang sebenarnya." (1 Timotius 6:17-19).
Menyadari fakta bahwa kita tiba dan pergi dengan tangan kosong akan membantu kita menjalani hidup dengan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, bukan kepada harta kekayaan; dan kesadaran bahwa harta kekayaan ialah fana akan membebaskan kita dari keserakahan. Kita tidak perlu dengan serakah mencari dan mengejar harta kekayaan duniawi yang sifatnya hanya sementara saja. Injil menyatakan bahwa orang yang serakah tidak akan menerima kawasan di dalam kerajaan sorga (baca Efesus 5:5).
Oleh alasannya ialah itu kumpulkanlah harta di sorga, bukan harta di bumi!
Baca: 1 Timotius 6:7-21
"Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak sanggup membawa apa-apa ke luar." 1 Timotius 6:7
Rasul Paulus menasihati, "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kau hidup, janganlah ibarat orang bebal, tetapi ibarat orang arif," (Efesus 5:15).
Mengapa kita harus memerhatikan hidup kita dengan saksama? Karena ada banyak fakta dalam kehidupan ini yang seringkali tidak kita sadari atau mungkin sengaja kita abaikan sehingga dalam menjalani hidup ini kita tidak berlaku bijak dan arif. Fakta itu di antaranya ialah hidup ini sangatlah singkat (baca Mazmur 90:3-6), hidup insan dibatasi oleh usia (baca Mazmur 90:10), dan hanya sekali saja (baca Pengkhotbah 9:5). Hal penting lain yang harus selalu disadari ialah kita tiba ke dunia ini dengan tidak membawa suatu apa pun, begitu pula kelak saat kita pergi meninggalkan dunia ini kita pun akan pergi dengan tangan kosong. Ayub menyadari fakta ini: "Dengan telanjang saya keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga saya akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" (Ayub 1:21).
Perihal ini Paulus mengutus Timotius memeringatkan orang-orang kaya "...agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu ibarat kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya menawarkan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah biar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan tiba untuk mencapai hidup yang sebenarnya." (1 Timotius 6:17-19).
Menyadari fakta bahwa kita tiba dan pergi dengan tangan kosong akan membantu kita menjalani hidup dengan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, bukan kepada harta kekayaan; dan kesadaran bahwa harta kekayaan ialah fana akan membebaskan kita dari keserakahan. Kita tidak perlu dengan serakah mencari dan mengejar harta kekayaan duniawi yang sifatnya hanya sementara saja. Injil menyatakan bahwa orang yang serakah tidak akan menerima kawasan di dalam kerajaan sorga (baca Efesus 5:5).
Oleh alasannya ialah itu kumpulkanlah harta di sorga, bukan harta di bumi!