Mengelola Berkat Ilahi Dengan Baik
Disadur dari , edisi 25 Agustus 2016
Baca: Amsal 24:3-7
"Karena hanya dengan perencanaan engkau sanggup berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak." Amsal 24:6
Ada faktor yang seringkali menjadi penyebab orang mengalami kesulitan dalam perekonomian, hidup dalam kekurangan, atau tidak hidup dalam kelimpahan yaitu ketidakmampuannya mengelola keuangan secara benar. Masalahnya bukan terletak pada besar kecilnya pendapatan, atau berkat Tuhan yang kurang, tetapi terlebih pada pengaturan berkat atau uang. Tidak sedikit orang terjerat utang dan selalu hidup dalam kekurangan, karena 'besar pasak daripada tiang'. "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10). Kalau kita setia dalam kasus kecil kita pun akan setia dalam kasus yang besar. Tetapi jikalau dalam kasus kecil saja kita tidak setia, bagaimana mungkin kita sanggup mengemban amanah untuk perkara-perkara yang lebih besar lagi?
Tuhan mau kita setia dalam hal mengelola keuangan, alasannya yaitu kemampuan kita mengelola uang atau berkat Tuhan akan memilih sejauh mana kepercayaan Tuhan kepada kita untuk hal lain yang lebih besar. Ingatlah bahwa uang yang ada pada kita bukanlah milik kita sendiri, tetapi milik Tuhan yang dipercayakan kepada kita. Karena itu dalam mengelola keuangan yang terpenting yaitu bukan apa yang kita mau, tetapi apa yang Tuhan mau.
Inilah kemauan Tuhan: 1. Taat persepuluhan. Persepuluhan yaitu tindakan mengembalikan milik Tuhan. "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, agar ada persediaan masakan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu hingga berkelimpahan." (Maleakhi 3:10). 2. Buatlah anggaran sesuai prioritas. Kita benar-benar mengutamakan kebutuhan, bukan sekedar menuruti keinginan. Dengan demikian kita tidak akan bergaya hidup konsumerisme/konsumtif, tetapi mempunyai gaya hidup ekonomis dan sederhana. "Memang ibadah itu jikalau disertai rasa cukup, memberi laba besar. (1 Timotius 6:6).
Tidak ingin hidup kekurangan? Bijaklah mengelola berkat Tuhan.
Baca: Amsal 24:3-7
"Karena hanya dengan perencanaan engkau sanggup berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak." Amsal 24:6
Ada faktor yang seringkali menjadi penyebab orang mengalami kesulitan dalam perekonomian, hidup dalam kekurangan, atau tidak hidup dalam kelimpahan yaitu ketidakmampuannya mengelola keuangan secara benar. Masalahnya bukan terletak pada besar kecilnya pendapatan, atau berkat Tuhan yang kurang, tetapi terlebih pada pengaturan berkat atau uang. Tidak sedikit orang terjerat utang dan selalu hidup dalam kekurangan, karena 'besar pasak daripada tiang'. "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10). Kalau kita setia dalam kasus kecil kita pun akan setia dalam kasus yang besar. Tetapi jikalau dalam kasus kecil saja kita tidak setia, bagaimana mungkin kita sanggup mengemban amanah untuk perkara-perkara yang lebih besar lagi?
Tuhan mau kita setia dalam hal mengelola keuangan, alasannya yaitu kemampuan kita mengelola uang atau berkat Tuhan akan memilih sejauh mana kepercayaan Tuhan kepada kita untuk hal lain yang lebih besar. Ingatlah bahwa uang yang ada pada kita bukanlah milik kita sendiri, tetapi milik Tuhan yang dipercayakan kepada kita. Karena itu dalam mengelola keuangan yang terpenting yaitu bukan apa yang kita mau, tetapi apa yang Tuhan mau.
Inilah kemauan Tuhan: 1. Taat persepuluhan. Persepuluhan yaitu tindakan mengembalikan milik Tuhan. "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, agar ada persediaan masakan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu hingga berkelimpahan." (Maleakhi 3:10). 2. Buatlah anggaran sesuai prioritas. Kita benar-benar mengutamakan kebutuhan, bukan sekedar menuruti keinginan. Dengan demikian kita tidak akan bergaya hidup konsumerisme/konsumtif, tetapi mempunyai gaya hidup ekonomis dan sederhana. "Memang ibadah itu jikalau disertai rasa cukup, memberi laba besar. (1 Timotius 6:6).
Tidak ingin hidup kekurangan? Bijaklah mengelola berkat Tuhan.