Dukacita Yang Menghasilkan Kebahagiaan

Disadur dari , edisi 8 Februari 2019

Baca:  Matius 5:1-12

"Berbahagialah orang yang berdukacita, alasannya ialah mereka akan dihibur."  Matius 5:4

Kapan Saudara mencicipi dukacita yang mendalam?  Kita berdukacita saat ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi untuk selamanya  (meninggal), kita berdukacita alasannya ialah mendengar kabar ada teman, saudara atau keluarga yang tertimpa peristiwa alam atau bencana, dan sebagainya.  Arti kata dukacita ialah kesedihan atau kesusahan  (hati).

     Kita semua tahu bahwa yang namanya dukacita tentunya sangat bertolak belakang dengan berbahagia;  dukacita itu lawan kata dari kebahagiaan.  Tapi jikalau membaca ayat nas di atas niscaya akan timbul pertanyaan besar:  dukacita yang bagaimana yang mendatangkan kebahagiaan?  Ketahuilah bahwa ada dukacita yang mendatangkan dosa dan ada juga dukacita yang mendatangkan pemulihan.  Dukacita yang mendatangkan dosa ialah kesedihan atau kemurungan hati yang berlarut-larut, yang pada risikonya menghasilkan perilaku mengasihani diri sendiri dan berujung pada keputusasaan.  Dukacita semacam ini hanya berbuahkan kesia-siaan.  Rasul Paulus berkata,  "...dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian."  (2 Korintus 7:10)  Tetapi, ada dukacita yang justru mendatangkan kebahagiaan yaitu dukacita alasannya ialah dosa.  Inilah dukacita yang firman Tuhan maksudkan!  Menyadari ketidakberdayaannya di hadapan Tuhan jawaban dosa-dosa yang diperbuat akan mengakibatkan rasa dukacita yang mendalam dalam diri seseorang.  Seorang berdosa yang telah dijamah oleh Roh Kudus tidak akan bersukacita alasannya ialah dosa-dosa yang telah diperbuatnya, sebaliknya ia akan meratap dan berdukacita yang sedalam-dalamnya alasannya ialah sadar perbuatannya telah melukai hati Tuhan.

     Inilah dukacita yang menuntun seseorang kepada pertobatan!  Dukacita alasannya ialah dosa inilah yang mendatangkan pemulihan dan kebahagiaan yang sejati alasannya ialah dosa-dosanya telah diampuni Tuhan.  Tuhan akan mengubah ratapan itu menjadi tari-tarian alasannya ialah Dia sudah menanggung segala dosa-dosa kita di atas kayu salib.  'Dukacita'  ini seharusnya ada di dalam hati kita setiap kali kita berbuat dosa dan menyadarinya.  Dukacita ini timbul bukan alasannya ialah kekuatan diri sendiri melainkan alasannya ialah pekerjaan Roh Kudus.  Bila masih ada orang Katolik yang tetap bersukacita atau berbahagia saat melaksanakan dosa, berarti mereka masih belum hidup dalam pertobatan yang sungguh.

Berdukacita alasannya ialah dosa ialah tanda bahwa seorang mempunyai kepekaan rohani!