Ziarah Rohani
Disadur dari , edisi 16 Mei 2018
Baca: Yesaya 2:1-15
"...banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, biar Ia mengajar kita perihal jalan-jalan-Nya, dan biar kita berjalan menempuhnya; alasannya dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem." Yesaya 2:3
Dewasa ini sedang booming banyak orang Nasrani mengikuti jadwal ziarah ke Tanah Suci, Yerusalem. Ada aneka macam motif yang mendorong orang melaksanakan ziarah: rasa harapan tahu yang tinggi (penasaran), rindu mengalami pengalaman iktikad yang diwujudkan secara visual, rindu untuk bertemu Tuhan, atau mungkin hanya sekedar ingin berdarmawisata. Dorongan melaksanakan ziarah ini bekerjsama bukan hal yang baru, semenjak dahulu umat Israel juga melaksanakan aktivitas ziarah ke gunung Tuhan yaitu Yerusalem.
Bagi umat Israel ziarah ini dihayati sebagai suatu bentuk ibadah dengan tujuan untuk memperoleh pengajaran dari Tuhan. Dalam melaksanakan ziarah ke gunung Tuhan ini setiap umat dipanggil untuk menguduskan dirinya terlebih dahulu. Kekudusan yaitu syarat utama untuk bertemu Tuhan! "...sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." (Ibrani 12:14). Pemazmur menulis: "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh bangkit di tempat-Nya yang kudus?" (Mazmur 24:3). Dan jawabannya adalah: "Orang yang higienis tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu." (Mazmur 24:4). Artinya setiap ziarah mengandung makna rohani bahwa gunung-Nya Tuhan yaitu daerah yang kudus, lantaran itu umat-Nya pun harus meresponsnya dengan perilaku hidup yang kudus. Ziarah merupakan ungkapan iktikad menyambut usul Tuhan untuk tiba ke rumah-Nya. Pemazmur dengan terang menyatakan bahwa syarat untuk dapat naik ke gunung Tuhan yaitu higienis tangannya dan murni hatinya.
Bersih tangan menunjuk pada orang yang tidak melaksanakan kejahatan; murni hatinya berarti tidak memercayakan diri pada kesia-siaan, menyerupai derma dari dunia, arah hatinya hanya bersandar kepada Tuhan, dan mempunyai motivasi yang benar. Jangan jadikan ziarah ke rumah Tuhan hanya sebagai jadwal liburan atau wisata rohani semata.
Ziarah rohani harus didasari kerinduan untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan!
Baca: Yesaya 2:1-15
"...banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, biar Ia mengajar kita perihal jalan-jalan-Nya, dan biar kita berjalan menempuhnya; alasannya dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem." Yesaya 2:3
Dewasa ini sedang booming banyak orang Nasrani mengikuti jadwal ziarah ke Tanah Suci, Yerusalem. Ada aneka macam motif yang mendorong orang melaksanakan ziarah: rasa harapan tahu yang tinggi (penasaran), rindu mengalami pengalaman iktikad yang diwujudkan secara visual, rindu untuk bertemu Tuhan, atau mungkin hanya sekedar ingin berdarmawisata. Dorongan melaksanakan ziarah ini bekerjsama bukan hal yang baru, semenjak dahulu umat Israel juga melaksanakan aktivitas ziarah ke gunung Tuhan yaitu Yerusalem.
Bagi umat Israel ziarah ini dihayati sebagai suatu bentuk ibadah dengan tujuan untuk memperoleh pengajaran dari Tuhan. Dalam melaksanakan ziarah ke gunung Tuhan ini setiap umat dipanggil untuk menguduskan dirinya terlebih dahulu. Kekudusan yaitu syarat utama untuk bertemu Tuhan! "...sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." (Ibrani 12:14). Pemazmur menulis: "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh bangkit di tempat-Nya yang kudus?" (Mazmur 24:3). Dan jawabannya adalah: "Orang yang higienis tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu." (Mazmur 24:4). Artinya setiap ziarah mengandung makna rohani bahwa gunung-Nya Tuhan yaitu daerah yang kudus, lantaran itu umat-Nya pun harus meresponsnya dengan perilaku hidup yang kudus. Ziarah merupakan ungkapan iktikad menyambut usul Tuhan untuk tiba ke rumah-Nya. Pemazmur dengan terang menyatakan bahwa syarat untuk dapat naik ke gunung Tuhan yaitu higienis tangannya dan murni hatinya.
Bersih tangan menunjuk pada orang yang tidak melaksanakan kejahatan; murni hatinya berarti tidak memercayakan diri pada kesia-siaan, menyerupai derma dari dunia, arah hatinya hanya bersandar kepada Tuhan, dan mempunyai motivasi yang benar. Jangan jadikan ziarah ke rumah Tuhan hanya sebagai jadwal liburan atau wisata rohani semata.
Ziarah rohani harus didasari kerinduan untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan!