Beroleh Perkenanan Dari Tuhan
Disadur dari , edisi 17 Mei 2018
Baca: Kejadian 6:1-22
"Tetapi Nuh menerima kasih karunia di mata TUHAN." Kejadian 6:1-22
Alkitab menyatakan dengan terang bahwa pada zaman Nuh semua insan telah rusak berat perbuatannya, bahkan "...segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata," (ayat 5). Saking jahatnya sampai-sampai Tuhan merasa menyesal telah menyebabkan manusia. Namun di tengah-tengah dunia yang begitu jahat itu Tuhan masih mendapati satu langsung yang berkenan di hati-Nya, yakni Nuh, "...seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya;" (ayat 9). Menurut bahasa Ibrani Nuh berasal dari kata 'Noah atau Noa' yang berarti istirahat, tenteram, atau mempunyai makna sabat atau penghiburan.
Faktor apa saja yang menciptakan hidup Nuh dikenan oleh Tuhan? 1. Nuh mempunyai komplotan yang karib dengan Tuhan. Tertulis: "...Nuh itu hidup bergaul dengan Allah." (ayat 9b). Terjemahan lain menjelaskan bahwa Nuh senantiasa mengikuti kehendak Tuhan dan hidup dalam kekerabatan yang dekat dengan Dia. Artinya antara Nuh dan Tuhan senantiasa terjalin komunikasi yang intim; dan terhadap orang yang bergaul karib dengan-Nya Ia memberitahukan rencana dan perjanjian-Nya (Mazmur 25:14). Berfirmanlah Tuhan kepada Nuh, "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, lantaran bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka tolong-menolong dengan bumi. Buatlah bagimu sebuah perahu dari kayu gofir;" (Kejadian 6:13-14). 2. Nuh taat melaksanakan kehendak Tuhan (Kejadian 6:22). Sekalipun perintah Tuhan itu sulit untuk dilakukan dan sangat tidak masuk akal, Nuh tidak melaksanakan perbantahan dengan Tuhan, mengeluh atau berdalih, tapi ia tetap taat. Padahal Nuh belum pernah melihat hujan dan ia hidup jauh dari samudera, belum lagi proses pembuatan perahu yang memakan waktu bertahun-tahun dengan peralatan yang juga serba terbatas. Nuh rela berkorban dan melaksanakan yang terbaik bagi Tuhan!
Akhirnya ketaatan Nuh pun terbayarkan! Ketika semua insan dan makhluk yang hidup di zaman itu mengalami kebinasaan, "...hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang tolong-menolong dengan ia dalam perahu itu." (Kejadian 7:23). Mereka selamat!
Tuhan sedang mencari 'Nuh-Nuh' tamat zaman, orang yang mau taat melaksanakan kehendak Tuhan dan hidup tanpa kompromi dengan dunia!
Baca: Kejadian 6:1-22
"Tetapi Nuh menerima kasih karunia di mata TUHAN." Kejadian 6:1-22
Alkitab menyatakan dengan terang bahwa pada zaman Nuh semua insan telah rusak berat perbuatannya, bahkan "...segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata," (ayat 5). Saking jahatnya sampai-sampai Tuhan merasa menyesal telah menyebabkan manusia. Namun di tengah-tengah dunia yang begitu jahat itu Tuhan masih mendapati satu langsung yang berkenan di hati-Nya, yakni Nuh, "...seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya;" (ayat 9). Menurut bahasa Ibrani Nuh berasal dari kata 'Noah atau Noa' yang berarti istirahat, tenteram, atau mempunyai makna sabat atau penghiburan.
Faktor apa saja yang menciptakan hidup Nuh dikenan oleh Tuhan? 1. Nuh mempunyai komplotan yang karib dengan Tuhan. Tertulis: "...Nuh itu hidup bergaul dengan Allah." (ayat 9b). Terjemahan lain menjelaskan bahwa Nuh senantiasa mengikuti kehendak Tuhan dan hidup dalam kekerabatan yang dekat dengan Dia. Artinya antara Nuh dan Tuhan senantiasa terjalin komunikasi yang intim; dan terhadap orang yang bergaul karib dengan-Nya Ia memberitahukan rencana dan perjanjian-Nya (Mazmur 25:14). Berfirmanlah Tuhan kepada Nuh, "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, lantaran bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka tolong-menolong dengan bumi. Buatlah bagimu sebuah perahu dari kayu gofir;" (Kejadian 6:13-14). 2. Nuh taat melaksanakan kehendak Tuhan (Kejadian 6:22). Sekalipun perintah Tuhan itu sulit untuk dilakukan dan sangat tidak masuk akal, Nuh tidak melaksanakan perbantahan dengan Tuhan, mengeluh atau berdalih, tapi ia tetap taat. Padahal Nuh belum pernah melihat hujan dan ia hidup jauh dari samudera, belum lagi proses pembuatan perahu yang memakan waktu bertahun-tahun dengan peralatan yang juga serba terbatas. Nuh rela berkorban dan melaksanakan yang terbaik bagi Tuhan!
Akhirnya ketaatan Nuh pun terbayarkan! Ketika semua insan dan makhluk yang hidup di zaman itu mengalami kebinasaan, "...hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang tolong-menolong dengan ia dalam perahu itu." (Kejadian 7:23). Mereka selamat!
Tuhan sedang mencari 'Nuh-Nuh' tamat zaman, orang yang mau taat melaksanakan kehendak Tuhan dan hidup tanpa kompromi dengan dunia!