Belas Kasihan Tuhan: Mampu Menyembuhkan
Disadur dari , edisi 4 Juni 2018
Baca: Matius 14:13-21
"Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit." Matius 14:14
Jika hingga hari ini kita masih sanggup bernafas, menghirup udara segar di pagi hari, diberi kesehatan tubuh, dan kembali beroleh kesempatan dari Tuhan untuk melaksanakan acara dan mengerjakan semua yang telah dipercayakan-Nya, itu semata-mata alasannya yaitu anugerah Tuhan. "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu gres tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23). Di sisi lain ada Saudara kita yang sedang terkulai lemah tak berdaya alasannya yaitu sakit-penyakit yang diderita. Hari-hari yang dijalaninya tampak kelabu dan tampaknya tertutup awan tebal. Hati kecilnya pun bertanya-tanya: masih adakah impian baginya untuk melihat hari esok?
Di dalam Tuhan selalu ada harapan! Sebab kita punya Tuhan yang yaitu Jehova Rapha, Tuhan Sang Penyembuh. Orang beroleh kesembuhan dari Tuhan bukan alasannya yaitu dia aktif dalam pelayanan, bukan alasannya yaitu dia berstatus orang kaya atau berpangkat, bukan alasannya yaitu dia mempunyai wajah yang rupawan, bukan juga alasannya yaitu dia jago dan pintar, melainkan alasannya yaitu belas kasihan Tuhan. Perhatikan dua dongeng ini: ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan dan berserulah mereka kepada Tuhan: "Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!" (Matius 20:30). Lalu, tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasihan, "...lalu Ia menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat kemudian mengikuti Dia." (Matius 20:34). Juga, seorang sakit kusta tiba kepada Tuhan dan berlutut di hadapan-Nya: "'Kalau Engkau mau, Engkau sanggup mentahirkan aku.' Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, kemudian Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu... Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan dia menjadi tahir." (Markus 1:40-42).
Belas kasihan Tuhan yaitu pintu menuju kepada kesembuhan dan pemulihan. Mungkin bukan fisik kita yang sakit, tapi ekonomi kita sedang sakit, korelasi suami-isteri sedang sakit, pelayanan kita sedang sakit. Tak ada jalan lain selain kita harus tiba kepada Tuhan dengan penuh kerendahan hati dan memohon belas kasihan-Nya.
"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." Roma 9:15
Baca: Matius 14:13-21
"Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit." Matius 14:14
Jika hingga hari ini kita masih sanggup bernafas, menghirup udara segar di pagi hari, diberi kesehatan tubuh, dan kembali beroleh kesempatan dari Tuhan untuk melaksanakan acara dan mengerjakan semua yang telah dipercayakan-Nya, itu semata-mata alasannya yaitu anugerah Tuhan. "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu gres tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23). Di sisi lain ada Saudara kita yang sedang terkulai lemah tak berdaya alasannya yaitu sakit-penyakit yang diderita. Hari-hari yang dijalaninya tampak kelabu dan tampaknya tertutup awan tebal. Hati kecilnya pun bertanya-tanya: masih adakah impian baginya untuk melihat hari esok?
Di dalam Tuhan selalu ada harapan! Sebab kita punya Tuhan yang yaitu Jehova Rapha, Tuhan Sang Penyembuh. Orang beroleh kesembuhan dari Tuhan bukan alasannya yaitu dia aktif dalam pelayanan, bukan alasannya yaitu dia berstatus orang kaya atau berpangkat, bukan alasannya yaitu dia mempunyai wajah yang rupawan, bukan juga alasannya yaitu dia jago dan pintar, melainkan alasannya yaitu belas kasihan Tuhan. Perhatikan dua dongeng ini: ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan dan berserulah mereka kepada Tuhan: "Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!" (Matius 20:30). Lalu, tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasihan, "...lalu Ia menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat kemudian mengikuti Dia." (Matius 20:34). Juga, seorang sakit kusta tiba kepada Tuhan dan berlutut di hadapan-Nya: "'Kalau Engkau mau, Engkau sanggup mentahirkan aku.' Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, kemudian Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu... Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan dia menjadi tahir." (Markus 1:40-42).
Belas kasihan Tuhan yaitu pintu menuju kepada kesembuhan dan pemulihan. Mungkin bukan fisik kita yang sakit, tapi ekonomi kita sedang sakit, korelasi suami-isteri sedang sakit, pelayanan kita sedang sakit. Tak ada jalan lain selain kita harus tiba kepada Tuhan dengan penuh kerendahan hati dan memohon belas kasihan-Nya.
"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." Roma 9:15